Liputan6.com, Jakarta - Ibadah haji di Tanah Suci merupakan salah satu hal yang sangat didambakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Tak heran jika banyak orang berjuang keras demi mewujudkan impian tersebut.
Setiap tahun, ada beragam cerita unik dan menarik di balik keberangkatan jemaah haji Indonesia. Ada kisah inspiratif perjuangan sebelum berangkat haji hingga kisah-kisah lucu yang menggelitik. Hal itu terjadi karena banyak orang berjuang keras demi mewujudkan impian menjalani ibadah haji.
Baca Juga
Salah satu kisah inspiratif terkait jemaah calon haji Indonesia tahun 2023 ini datang dari Iskandar, seorang penjual bakso pentol atau bakso pentol di kawasan Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Cita-cita Iskandar dan sang istri menunaikan ibadah haji di Tanah Suci akhirnya terwujud berkat kerja keras keduanya selama puluhan tahun.
Advertisement
Selama sekitar 10 tahun, Iskandar menyisihkan uang hasil berdagang pentol dan menabungnya. Secara khusus, ia menabung Rp10 ribu setiap hari dengan tujuan nanti bisa digunakan untuk mendaftar haji.
"Setelah bertahun-tahun menyisihkan uang dari hasil dagangannya, Iskandar dan istrinya akhirnya mampu mendaftar haji pada tahun 2011,” dilansir dari tayangan berita Liputan6 dan merdeka.com, Rabu, 7 Juni 2023.
Meskipun uang Rp10 ribu bernilai kecil, tapi dengan konsistensi dan kesabaran, uang tersebut perlahan-lahan menjadi banyak. Biaya pelunasan untuk naik haji keduanya juga bisa terpenuhi melalui hasil penjualan bakso pentol.
Kerja Keras untuk Naik Haji
Meski penghasilannya tak menentu sehari-hari, kejujuran dan ketekunan Iskandar serta sang istri akhirnya berbuah manis. "Memang punya cita-cita haji sejak dulu, akhirnya punya inisiatif menabung. Dikit-dikit kan akhirnya bisa buat naik haji,” ungkap Iskandar.
Keberhasilan Iskandar dan istrinya berangkat ke Tanah Suci bukan hanya berkat ketekunan dan kerja keras, tetapi juga karena kejujuran dan ketulusan dalam menjalankan bisnisnya. Meskipun penghasilannya tak menentu, ia tetap teguh dalam prinsip kejujuran dan tidak mengambil jalan pintas untuk mengumpulkan uang.
Iskandar dan istrinya menjadi contoh nyata betapa tekunnya seseorang mengumpulkan uang demi mewujudkan impian yang mulia. Pasangan suami istri ini menunjukkan bahwa kesabaran, kejujuran, dan ketulusan dalam menjalankan usaha dapat membawa berkah yang tak terduga.
Cerita inspiratif juga datang dari Mohammad Soleh (77), seorang tukang pijat tunanetra asal Magetan, Jawa Timur. Dia bersama sang istri, Putinah, berangkat dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Lansia yang akrab disapa Mbah Soleh ini mengaku sudah mengumpulkan uang untuk naik haji sejak 2011 silam.
Advertisement
Hidup Sederhana demi Bisa Berangkat Haji
Saat itu dia bertekad mewujudkan cita-cita mulia itu, sejak keempat anaknya masih duduk di bangku sekolah. "Saat anak-anak masih sekolah, muncul niat kalau anak-anak sudah lulus kuliah, dan jika tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji," terangnya, Selasa, 30 Mei 2023, mengutip kanal Regional Liputan6.com.
Mereka berdua harus hidup sederhana dan serba minimalis dengan pekerjaan yang dimiliki. Uang hasil kerjanya dibagi untuk mencukupi biaya sekolah anak, makan, dan hidup sehari-hari.
Namun, sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari, beberapa persen dari uang tersebut disisihkan dan ditabung untuk biaya naik haji. Pada 1977 atau 46 tahun lalu, kata Mbah Soleh, dirinya sedang mengecek baterai miliknya masih berfungsi dengan baik atau tidak.
"Saya kemudian menempelkan bola lampu, mungkin ada kabelnya yang salah, tiba-tiba meledak dan terkena kedua mata hingga akhirnya sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi," katanya. Setelah matanya cacat permanen, mbah Soleh yang sebelumnya bekerja sebagai petani tidak bisa bekerja lagi.
Hasil Memijat Bisa untuk Ongkos Naik Haji
Sang istri pun,dengan terpaksa harus menjadi tulang punggung untuk menafkahi keluarganya. Setelah sempat lama tak bekerja, Mbah Soleh kemudian mendapat kesempatan belajar memijat.
Berbekal ilmu memijat, Mbah Soleh sering mendapat panggilan untuk memijat. "Kalau pijat capek biasa, saya tidak melayani. Saya memijat pasien yang sakit seperti panas, batuk-batuk dan sejenisnya," ujarnya.
Di usianya yang sudah uzur ini pun, Mbah Soleh masih mampu memijat pasien-pasiennya. Karena banyak orang yang minta tolong untuk memijat, Mbah Soleh akhirnya bisa membiayai anak-anaknya kuliah, bahkan membeli tanah. Ia mengaku keberangkatannya ke Tanah Suci sempat tertunda dua tahun, dampak pandemi Covid-19. Alhamdulillah, Mbah Soleh bersama istri akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci tahun 2023 ini.
"Di November 2022 tahun lalu, saya dan istri berkesempatan berangkat umrah atas bantuan anak-anak. Tak disangka pada Mei 2023 ini, saya berangkat lagi ke Tanah Suci untuk berhaji. Jadi dalam waktu enam bulan ini saya ke Tanah Suci dua kali," ujar mbah Soleh.
Advertisement