Liputan6.com, Jakarta - Pandemi membawa berkah. Itulah gambaran dari kelahiran brand aromaterapi lokal, Titisan, pada 2021. Dimulai dari keterbatasan pergerakan ditambah kondisi kesehatan sekeliling yang mengkhawatirkan, pasangan suami istri, Angela Karina Ismail dan Indra Tjahjono, meracik rempah-rempah Indonesia jadi satu produk yang diklaim bisa membantu meredakan stres dan insomnia.
"Saya ini sudah sepuluh tahun susah tidur sebab, saya punya construction company, partner kami itu dari AS. Meeting bisa jam 12 malam, abis itu kan enggak bisa langsung tidur," kata Indra saat ditemui di sela acara Temu Sapa: Kekayaan Alam Indonesia dalam Keajaiban 8 Karakter Titisan di Jakarta, Sabtu, 10 Juni 2023.
Baca Juga
Setelah beberapa waktu insomnia itu dibiarkannya, ia mulai terpapar dengan aromaterapi, khususnya minyak esensial. Ia merasa mendapat manfaat dari menggunakannya secara rutin. Setelah diteliti, Indonesia juga kaya akan minyak esensial dengan manfaat yang tinggi karena dianugerahi tanah volkanik.
Advertisement
"Kita bicara rempah di Banda misalnya. Portugis dan Spanyol sampai datang berbondong-bondong ke Indonesia demi memperoleh rempah dari kita, khususnya pala," sambung Indra.
Saat pandemi datang, ia dan Karina berdiskusi perihal apa yang bisa dilakukan agar tetap produktif. Keduanya menyimpulkan bahwa mereka bisa mulai membuat produk aromaterapi sendiri dengan bahan baku yang sepenuhnya berasal dari Indonesia. Terlebih, pandemi saat itu menyulitkan masyarakat mengakses barang-barang impor, termasuk rempah-rempah.
"Dulu kita banyak impor, kenapa sekarang enggak pakai lokal. Kita upayakan solusi lokal. Saya enggak bisa bilang produk impor jelek, tapi bahan baku di Indonesia enggak kalah, bahkan bisa dibilang lebih baik," sambung Indra.
8 Rempah Jadi Satu
Proses riset dan pengembangan produk pun dimulai. Indra mengaku memerlukan waktu sekitar setahun untuk membuat formulasi produk yang bisa diterima pasar. Pihaknya menggunakan delapan macam rempah Indonesia di dalamnya.
Pertama adalah cajuput oil alias minyak kayu putih yang membantu melegakan hidung tersumbat. Berikutnya adalah minyak jahe yang memberikan energi positif; minyak cengkih yang membantu mengurangi rasa sakit; minyak eucalyptus yang berdungsi menenangkan, seperti halnya minyak lada hitam.
Produk yang dinamai Titisan Relaxing Oil itu juga menggunakan minyak bunga lawang yang bermanfaat untuk melegakan pernapasan dan mengatasi hidung tersumbat. Ada pula minyak kulit pohon lawang, yakni rempah unik asal Papua yang jarang ada dalam formulasi aromaterapi di pasaran.
"Pohon lawang ini satu keluarga dengan kayu manis, yang tumbuh di Papua. Menurut literatur, itu sangat bagus sebagai anti-rematik, nyeri," tutur Indra.
Sebagai carrier oil, pihaknya menggunakan minyak alpukat yang tidak lengket di kulit. Alpukat juga kaya antioksidan, mineral, vitamin, serta mengandung pelembab alami. "Kalau dilihat dari komposisi, avocado oil sebagai carrier itu hanya 30 persen. Padahal biasanya, merek lain bisa sampai 70 persen. Jadi, lebih banyak carrier oil-nya daripada ektrak essential oilnya," ia menambahkan.
Advertisement
Optimistis dengan Pasar Indonesia
Rempah-rempah yang digunakan diambil dari sejumlah sumber, mulai dari Papua, Maluku, Sumatera, hingga Jawa. Dengan formulasi yang ada, pihaknya mengklaim minyak relaksasi itu bisa membantu mengontrol stres dan kecemasan yang dialami pengguna lewat aroma dan kehangatannya.
"Disclaimer ya, Titisan ini bukan obat tidur, kita benar-benar diaplikasikan secara topikal," ucap Indra. Ia menambahkan efek penggunaan tiap individu berbeda, tetapi semestinya tidak terlalu lama. "Mungkin 10 menit sudah terasa hangatnya," kata dia lagi.
Indra meyakini produknya akan tetap diminati meski pandemi berlalu, terutama oleh para ibu yang menjadi target pasar utama. Menurutnya, orang Indonesia pada dasarnya senang dengan balur sehingga produk tersebut bisa cocok dengan kebiasaan kebanyakan orang Indonesia.
"Kita bisa komunikasikan ke seluruh masyarakat bahwa ini bisa dibalurkan, jadi marketnya masih banyak," sambung dia.
Produknya khusus diformulasikan untuk orang dewasa. Sementara untuk anak-anak, pihaknya meluncurkan Titisan Ceria yang ditujukan untuk anak berusia di atas 6 tahun. Produk tersedia dalam kemasan pump 50 ml dan roll on. Kemasan terakhir direkomendasikan terutama untuk di perjalanan.
Cara Mengembalikan Kesehatan Jiwa
Sementara itu, Muara Makarim, seorang praktisi wellness, mengingatkan bahwa perilaku yang membuat stres diri sendiri bisa disebabkan oleh trauma masa lalu yang belum diatasi. Hal itu bisa disiasati dengan terapi perilaku, seperti dengan membangun morning habit.
"Sebenarnya, mau sesibuk apapun kita, morning habit bisa dilakukan. Bisa dengan 5 minute gratitude journal dan 5 menit meditasi. Terus keluar, berjemur kena matahari sekitar 15 menit saja. Bukan hanya untuk dapat vitamin D, tapi juga kontrol hormon melantonin di otak yang fungsinya untuk tidur," kata Muara. Dengan terkena sinar matahari, badan diinstruksikan untuk bangun.
Terkait jurnal yang dibuat pada pagi hari, ada tiga hal yang harus dituliskan secara manual dalam buku catatan pribadi. Pertama, kata Maura, adalah tiga hal yang disyukuri pada hari itu. Setiap hari harus dituliskan dan tidak boleh hal yang sama.
Kedua adalah tentang afirmasi. Agar afirmasi itu bisa bekerja, pernyataan itu harus diulang setiap hari sampai diri kita meyakini kebenaran dari pernyataan yang dilontarkan.
"Misalnya, i am calm, i'm at peace. Otak kita harus kenal statement itu berkali-kali supaya bisa kasih sinyal ke badan, supaya sinkron antara otak dan badan. Baru setelah itu kita ganti dengan afirmasi lain," kata Muara.
Ketiga adalah menuliskan tiga hal prioritas kita hari ini. "Hanya tiga supaya enggak multitasking yang hasilnya enggak maksimal," kata Muara.
Advertisement