Liputan6.com, Jakarta - Influencer diet vegan makanan mentah Zhanna Samsonova, dikenal juga dengan nama Zhanna D'Art, meninggal dunia di usia 39 tahun. Penyebab kematiannya pada 21 Juli 2023 diduga karena ia kelaparan.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Zhanna Samsonova diketahui membagikan pesan terakhir yang isinya dinilai membuat bulu kuduk merinding.
"Life is meaningless, but worth living, provided you recognize it's meaningless (Hidup tak bermakna, tapi berharga untuk dijalani, asal Anda tahu itu tak berarti)," kata Samsonova dalam unggahan di Insta Storynya sekitar dua minggu lalu. Ia menyertakan potret dirinya dengan wajah sangat tirus dihiasi topi baseball miring ke samping dan kacamata hitam menutupi sebagian muka.
Advertisement
Unggahan itu disimpannya. Selain itu, ia tidak mengunggah apapun di Instagram atau Facebook-nya selama tujuh minggu. Bahkan, akun TikTok yang menghasilkan 27,6 juta tampilan miliknya itu tidak aktif selama 1 tahun 5 bulan.
Walau kontennya tak serutin para kreator lainnya, pemilik akun Instagram @rawveganfoodchef itu mampu mempertahankan ribuan pengikut di berbagai platform media sosial. Akun warga Rusia itu dipenuhi dengan ucapan belasungkawa sejak berita kematiannya tersebar di media lokal.
Mengutip NY Post, Rabu (2/8/2023), influencer diet makanan mentah itu dilaporkan 'meninggal karena kelaparan dan kelelahan' setelah menjalani pola diet buah-buahan eksotis di Malaysia, menurut teman dan keluarganya kepada Newsflash. Dengan tubuh yang semakin kurus hingga terkadang memperlihatkan tulangnya, ia didesak teman dan keluarganya untuk mencari perawatan medis selama tinggal di Asia Tenggara.
Sang ibu menyebut kematiannya putrinya disebabkan oleh 'infeksi seperti kolera'. Namun, penyebab kematian resminya tidak pernah dinyatakan terbuka.
Empat Tahun Jalani Diet Makanan Mentah
Seorang pendukung makanan herbivora mentah, perempuan asal Kazan itu mengklaim bahwa dia makan "pola makan vegan yang benar-benar mentah" selama empat tahun terakhir. Ia hanya mengonsumsi "buah-buahan, kecambah biji bunga matahari, smoothie buah, dan jus."
Sementara itu, seorang teman menyatakan selama tujuh tahun terakhir, Samsonova hanya makan nangka dan durian raksasa yang manis. Bahkan, unggahan terakhir di akun Instagramnya mempromosikan musim durian yang berlangsung di Thailand.
"Untuk Anda para pecinta durian di luar sana, bukankah ini yang terbaik? Dan untuk kalian yang belum pernah menikmati kesenangan akan durian, Anda berada di perjalanan liar," tulisnya pada 10 Juni 2023.
Walau diet makanan mentah dapat memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan, peningkatan kesehatan jantung dan risiko diabetes yang lebih rendah, ada kerugian dari pola makan ini, terutama jika tidak direncanakan dengan baik, menurut Healthline.
Advertisement
Risiko Kesehatan dari Jalani Diet Makanan Mentah
Salah satunya adalah kekurangan kalsium dan Vitamin D yang dibutuhkan untuk tulang yang kuat. Diet itu juga bisa menyebabkan tingkat B12 suboptimal, sehingga mengakibatkan anemia, kerusakan sistem saraf, infertilitas, dan bahkan penyakit jantung.
Sebuah studi yang diterbitkan awal bulan ini di Journal of Nutrition menemukan bahwa 100 persen peserta dengan pola makan vegan mentah menelan kurang dari 2,4 mikrogram vitamin B12 yang direkomendasikan per hari. Meski ada masalah dalam diet yang dijalani Samsonova, para pengikutnya menolak memercayai bahwa pilihan makannya lah yang menyebabkan kematiannya.
Sejumlah penggemar menuding Zhanna meninggal akibat kandungan kimiawi dalam buah yang dimakannya. Namun, sejumlah orang melontarkan kekhawatiran akan pola diet yang dijalani Samsonova yang dijadikan alasan untuk menolak tren pola makan tersebut.
Samsonova bukan orang pertama yang meninggal akibat diet makanan mentah ekstrem. Pada tahun lalu, seorang ibu di Florida, Sheila O'Leary dinyatakan bersalah dan dihukum penjara karena memaksa balitanya yang berusia 18 bulan menjalani diet vegan.
Kasus Ibu Bunuh Bayi karena Diet Vegan
Seorang ibu bernama Sheila O'Leary didakwa juri melakukan pembunuhan pada Rabu, 29 Juni 2022. Ia dianggap telah memperlakukan bayinya, Ezra O'Leary, secara kejam hingga meninggal dunia pada September 2019, berdasarkan laporan Fort Myers News Press.
Ezra ditemukan orangtuanya berhenti bernapas. Beratnya saat itu hanya 17 pon atau hanya 7,7 kilogram, yakni tujuh pon lebih ringan dari bayi lain seusianya.
"Anak ini tidak makan. Dia kelaparan hingga meninggal dunia pada usia 18 bulan," kata Francine Donnorummo, kepala unit korban kejahatan khusus di Kantor Kejaksaan Negeri Amerika Serikat, dikutip dari laman Metro.co.uk, Senin, 4 Juli 2022.
Sheila dan suaminya, Ryan O'Leary, mengaku kepada polisi bahwa Ezra menjalani diet vegan yang ketat sambil tetap disusui ibunya. Namun, Ezra disebut tak mau makan selama seminggu sebelum meninggal dan mengalami kesulitan tidur.
"Dia (Sheila) membuat keputusan yang membunuh anaknya," sambung Donnorummo. "Egonya harus dibayar dengan nyawa Ezra. Ini adalah pengabaian yang sembrono terhadap kehidupan manusia," kata dia lagi.
Laporan autopsi mendapati bahwa penyebab kematian Ezra disebabkan komplikasi akibat malnutrisi. Ibu bayi itu hanya memberinya sayuran dan buah-buahan mentah, menu makanan yang disantap Sheila sebagai penganut vegan.
Advertisement