Tatkala Logika Fir'aun sebagai Tuhan Runtuh saat Debat dengan Nabi Musa AS, Dikisahkan Gus Baha

Kalau Fir'aun benar Tuhan, lalu bagaimana dengan leluhurnya? Apakah mereka hidup tanpa Tuhan? Ini adalah logika sederhana yang tidak bisa dijawab oleh Fir'aun," ujar Gus Baha.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2025, 14:30 WIB
Gus Baha
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kisah perdebatan antara Nabi Musa AS dan Fir'aun selalu menjadi pelajaran menarik dalam memahami konsep keesaan Tuhan. Dalam sebuah kajian, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, menjelaskan dengan rinci bagaimana Nabi Musa membungkam logika Fir'aun.

Gus Baha menceritakan bagaimana Nabi Musa AS diutus untuk menyampaikan pesan tauhid kepada Fir'aun yang mengaku sebagai Tuhan. Perdebatan itu dimulai dengan Fir'aun yang mempertanyakan tujuan kedatangan Nabi Musa. "Musa, kamu ke sini membawa apa? Tuhan seperti apa yang kamu yakini?" tanya Fir'aun, dikutip Gus Baha.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Nabi Musa dengan tegas menjawab bahwa Tuhannya adalah yang menuhani langit dan bumi. Jawaban ini menjadi awal dari runtuhnya logika Fir'aun. Gus Baha menjelaskan peristiwa ini dengan gaya khasnya, seperti yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @MuhammadNurBinYusuf.

Menurut Gus Baha, Fir'aun tetap berusaha mencari celah untuk menyangkal keberadaan Tuhan yang diakui Nabi Musa. "Fir'aun bilang, 'Kalau soal bumi, saya jalan-jalan ke mana-mana dan saya tidak melihat Tuhan selain saya. Kalau soal langit, saya akan lihat sendiri. Haman, bangunkan piramida tinggi supaya saya bisa melihat Tuhannya Musa,'" ungkap Gus Baha menirukan dialog tersebut.

Namun, Gus Baha menegaskan, logika Fir'aun itu sepenuhnya keliru. "Andaikan piramida setinggi apa pun dibangun, Tuhan tetap tidak bisa dilihat secara fisik. Di sinilah kebodohan Fir'aun mulai tampak jelas," kata Gus Baha.

Ketika Fir'aun terus berkelit, Nabi Musa menggunakan pendekatan logika sederhana yang akhirnya membuat Fir'aun terdiam. Nabi Musa bertanya, "Kalau kamu Tuhan, siapa yang menuhani leluhurmu?" Pertanyaan ini seketika membuat Fir'aun dan pengawalnya terkejut.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Momen Runtuhnya Logika Fir'aun

Terkuak, 4 Misteri Kutukan Ini Terbongkar Berkat Sains
Kutukan Mumi Firaun Mesir... Selengkapnya

Gus Baha menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut langsung meruntuhkan klaim Fir'aun sebagai Tuhan. "Kalau Fir'aun benar Tuhan, lalu bagaimana dengan leluhurnya? Apakah mereka hidup tanpa Tuhan? Ini adalah logika sederhana yang tidak bisa dijawab oleh Fir'aun," ujar Gus Baha.

Dalam kajiannya, Gus Baha menekankan bahwa pertanyaan Nabi Musa memiliki makna yang sangat dalam. Logika ini menunjukkan bahwa klaim Fir'aun sebagai Tuhan tidak memiliki dasar yang kuat, baik dari segi akal maupun spiritual.

Fir'aun yang dikenal sebagai penguasa sombong pun tak mampu membantah argumen tersebut. Menurut Gus Baha, hal ini mengajarkan bahwa kebenaran tauhid mampu mengalahkan keangkuhan manusia, bahkan yang mengaku sebagai Tuhan sekalipun.

Gus Baha juga menyoroti bahwa peristiwa ini menunjukkan keutamaan dialog dalam dakwah. Nabi Musa tidak langsung memaksa, tetapi menggunakan pendekatan logis untuk membuka hati Fir'aun. "Ketika logika dihadapkan pada kebenaran, kebohongan akan runtuh dengan sendirinya," jelas Gus Baha.

Namun, Fir'aun tetap menolak kebenaran tersebut karena kesombongannya. "Fir'aun memilih mempertahankan klaimnya sebagai Tuhan meskipun logikanya sudah terbantahkan. Ini adalah pelajaran bahwa kesombongan dapat menghalangi seseorang menerima kebenaran," tambah Gus Baha.

Gus Baha mengingatkan bahwa kisah ini relevan untuk dipelajari di era modern. Banyak orang yang seperti Fir'aun, menolak kebenaran meskipun sudah jelas karena ego dan kepentingan pribadi.

Kisah Nabi Musa dan Fir'aun juga mengajarkan pentingnya memahami konsep ketuhanan yang benar. Gus Baha menjelaskan bahwa Tuhan adalah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu, tidak terikat oleh ruang atau waktu.

Pengingat Jangan Sombong

Harta Karun Firaun
ilustrasi Fir'aunAP Photo/Mark Baker)... Selengkapnya

Dalam penutup pengajiannya, Gus Baha menyampaikan bahwa perdebatan ini adalah bukti nyata bahwa ajaran tauhid memiliki dasar yang kuat. "Tauhid adalah kebenaran yang akan terus abadi, sedangkan klaim manusia seperti Fir'aun akan hilang ditelan waktu," ungkap Gus Baha.

Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk mengambil pelajaran dari kisah ini. Ia menegaskan bahwa keimanan kepada Tuhan harus dilandasi oleh keyakinan yang kokoh dan pemahaman yang mendalam.

Menurut Gus Baha, kisah ini juga menjadi pengingat bahwa manusia tidak boleh sombong, karena semua yang dimiliki adalah titipan dari Tuhan. Kesombongan hanya akan membawa kehancuran, seperti yang dialami Fir'aun.

Perdebatan antara Nabi Musa dan Fir'aun ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah yang mengajarkan nilai-nilai tauhid, kesabaran, dan kekuatan dialog dalam menyampaikan kebenaran.

Gus Baha berharap agar umat Islam terus belajar dari kisah-kisah para nabi. "Pelajaran dari para nabi adalah warisan yang harus kita jaga. Mereka adalah teladan dalam menyampaikan kebenaran dan melawan kebatilan," tutup Gus Baha.

Pengajian ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana dialog sederhana dapat membuka kebenaran yang mendalam. Pesan tauhid yang disampaikan Nabi Musa tetap relevan hingga kini, menginspirasi umat untuk terus beriman kepada Tuhan yang Esa.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya