Liputan6.com, Jakarta - Di zaman yang serba cepat dan instan ini, kemungkinan seseorang terkena penyakit mental atau masalah kesehatan mental sangat tinggi. Tak hanya adanya tekanan dari faktor eksternal (lingkungan kerja dan sosial), tapi ada juga sebagian orang justru mengalaminya di dalam keluarga mereka sendiri.
Namun masih banyak orang yang menyepelekannya dan menganggap itu hal wajar. Padahal, dengan melakukan pengobatan Anda bisa menjadi lebih baik dan banyak juga yang berhasil sembuh secara total. Oleh karena itulah, sangat penting bagi Anda untuk menyiapkan biaya lewat asuransi kesehatan mental.
Baca Juga
Sama halnya dengan penyakit lain, hal-hal yang berkaitan dengan mental juga tidak boleh disepelekan karena dapat berdampak pada kesehatan fisik. Salah satu perusahaan asuransi di Indonesia yang menyediakan asuransi kesehatan mental adalah Prudential.
Advertisement
Prudential Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung masyarakat Indonesia dalam menjaga dan mengelola kesehatan diri secara menyeluruh, baik secara jasmani maupun rohani.
"Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai macam produk perlindungan kesehatan serta finansial baik asuransi jiwa, asuransi kesehatan, serta produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI)," terang Karin Zulkarnaen selaku Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia pada Liputan6.com, Jumat, 1 September 2023.
Mereka menilai bahwa gaya hidup sehat, baik secara jasmani maupun rohani, merupakan investasi terbaik bagi masa depan masyarakat Indonesia.
"Kami berkomitmen untuk mengajak nasabah menjalankan pola hidup sehat, juga hadir untuk mendukung kesehatan mental yang kami hadirkan melalui fitur "Mental Wellness" pada aplikasi Pulse by Prudential yang dapat membantu memantau suasana hati secara rutin, memahami diri lebih jauh melalui fitur "mental wellness quiz",” jelas Karin.
Aplikasi Kesehatan Mental
"Selain itu ada berbagai konten menarik mengenai Kesehatan mental dalam bentuk artikel, audio, maupun video. Aplikasi ini diharapkan bisa dipakai untuk mengelola kesehatan mental dengan lebih baik," lanjutnya.
Selain itu, untuk mendukung kesehatan mental nasabah, mereka menghadirkan inovasi produk PRUSolusi Sehat Plus Pro dan PRUPrime Healthcare Plus Pro yang memberikan manfaat perawatan psikiatri dan psikologis atas rekomendasi tertulis dari dokter yang merawat Tertanggung pada saat Rawat Inap (hanya berlaku pada Plan tertentu).
Perusahaan asuransi lainnya yang menyediakan asuransi kesehatan mental adalah Allianz Life Indonesia. Mereka menyediakan produk asuransi untuk individu, baik asuransi kesehatan tradisional murni (SmarthHealth Care Premier Plus dan Allisya Care Premier Plus), atau asuransi kesehatan tambahan (rider) pada produk asuransi jiwa unit linked (Hospital & Surgical Care Premier Plus dan Hospital & Surgical Care Premier Syariah Plus).
Produk ini memiliki manfaat pengobatan psikiatri untuk kondisi psikiatri yang berkembang akibat rawat inap/pembedahan. Manfaat ini mulai diberikan dari sejak selesainya rawat inap/pembedahan, hingga 90 hari pasca rawat inap/pembedahan.
"Dari keempat produk asuransi kesehatan individu ini, semuanya memiliki manfaat opsional rawat jalan yang dapat ditambahkan, setelah membeli manfaat utama rawat inap. Pada manfaat opsional rawat jalan ini, terdapat manfaat Konsultasi Terapi Kesehatan Mental," jelas Sukarno, Product Marketing & Health Service Allianz Life Indonesia lewat pesan tertulis pada Liputan6.com, Sabtu, 2 September 2023.
Advertisement
Konsultasi Terapi Kesehatan Mental
"Apabila dibutuhkan secara medis, Tertanggung dapat melakukan konsultasi terapi kesehatan mental baik dengan Psikolog atau Psikiater, setelah melewati masa tunggu 12 bulan dari sejak manfaat opsional rawat jalannya efektif berlaku," tambahnya.
Kesehatan mental mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi semenjak pandemi Covid-19 terjadi. Hal ini menjadi salah satu latar belakang Allianz meluncurkan empat produk asuransi kesehatan individu, yang dapat menanggung apabila seorang tertanggung membutuhkan konsultasi kesehatan mental.
"Kami di Allianz melihat kesehatan mental akan terus menjadi fokus paska pandemi ini karena beragam faktor kehidupan yang bisa mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang, meskipun pandemi telah teratasi," tutur Sukarno.
"Allianz selalu berupaya untuk menghadirkan produk atau layanan yang menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di Indonesia, termasuk dalam hal kesehatan jiwa ini. Hal ini sejalan dengan misi kami untuk melindungi lebih banyak masyarakat Indonesia, dengan berbagai solusi dan layanan asuransi yang dapat menjawab berbagai kebutuhan masyarakat," sambungnya.
Namun benarkah masih banyak perusahaan asuransi yang belum menyediakan asurasi kesehatan mental karena dianggap belum jadi salah satu prioritas mereka?
Bahaya Penyakit Gangguan Mental
Menurut pengamat asuransi Dedi Kristianto, saat ini memang masih banyak perusahaan asuransi yang tidak menanggung biaya kesehatan/atau klaim kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan mental. Biasanya di dalam polis asuransi kesehatan segala penyakit atau kondisi yang berhubungan dengan gangguan mental akan dikecualikan di dalam polis asuransi kesehatan dan oleh karenanya tidak akan ditanggung pengobatannya.
"Mengapa hal tersebut terjadi? karena perusahaan asuransi memandang bahwa gangguan mental memiliki risiko besar untuk dipertanggungkan karena selain pengobatannya yang bisa dilakukan dalam jangka panjang yang itu akan menggerus dan menghabiskan manfaat tahunan polis dengan cepat," kata Dedi pada Liputan6.com, Jumat, 2 September 2023.
"Namun di sisi lain risiko orang dengan gangguan mental untuk menyakiti diri atau bahkan melakukan tindakan bunuh diri akan besar kemungkinannya,” lanjutnya. Ia menambahkan, bahwa sekurang-kurangnya sampai dengan saat ini belum ada polis asuransi yang secara murni meng-cover mengenai penyakit gangguan mental.
Biasanya mereka akan membundling produk kesehatan mereka dengan manfaat tambahan untuk melakukan pengecekan atau screening mental nasabah secara gratis. Mereka membuat beragam event bagi pemegang polis mereka tentang bagaimana cara meningkatkan kesehatan mental,dan lain sebagainya.
Mengenai kabar banyak orang yag mengambil paket asuransi kesehatan mental di saat maupn sesudah pandemi, menurut Dedi ada beberapa hal yang mesti diperhatikan.
Advertisement
Asuransi Kesehatan Mental dan Wellness Program
"Pertama belum ada produk asuransi kesehatan murni yang menjamin/mencover mengenai kesehatan mental ini. Kedua, sebuah survei menemukan bahwa 67% orang di Indonesia percaya kesehatan mental akan menjadi salah satu masalah paling kritis di tahun-tahun mendatang," terangnya.
"Namun hanya sepertiga yang bersedia mencari dukungan eksternal dan lebih memilih untuk membantu diri sendiri (self help), dengan demikian bagi masyarakat Indonesia kondisinya masih akan tetap sama,” tambahnya.
Dedi mengatakan, asuransi kesehatan mental memang perlu namun demikian melihat risiko yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dia lebih condong untuk memilih membundling produk asuransi dengan wellness program yang mendorong bagaimana nasabah untuk tetap sehat selain tubuh sehat dan jiwa sehat. "Jadi ada manfaatnya serta keuntungan atas polis yang dia beli contohnya seperti AIA Vitality atau juga FWD Mind Strength misalnya,” ujarnya.
Lalu, apakah asuransi kesehatan mental akan tetap dinikmati? "Jika melihat survei yang saya tadi jelaskan, rasanya akan kecil peminatnya,oleh karenanya inovasi dalam hal produk seperti dengan paket bundling seperti saya jelaskan tadi, sangat penting dan lebih menarik bagi nasabah," tutupnya.