Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim sebelumnya telah diidentifikasi sebagai ancaman terhadap kopi dan dampaknya kini dapat meluas ke makanan penutup. Harga gula global telah melonjak ke tingkat tertinggi sejak 2011 menyusul kekhawatiran akan rendahnya tingkat produksi di India.
Dikutip dari The Guardian, Senin, 8 Januari 2024, India mengalami musim kemarau ekstrem yang mengancam tanaman pangan dan Thailand menghadapi kekeringan parah. Kedua negara tersebut merupakan eksportir gula terbesar, setelah Brazil.
Baca Juga
Meningkatnya suhu global dengan 2023 diperkirakan akan dikonfirmasi secara luas sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat, memicu kekeringan dan cuaca ekstrem lainnya yang memengaruhi hasil pangan, termasuk gula. Kenaikan harga sudah mulai meluas ke cokelat, permen, dan makanan penutup lainnya.
Advertisement
Konsumen Amerika Serikat (AS) melihat harga gula dan permen naik sebesar 8,9 persen pada 2023 dan diperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 5,6 persen pada tahun ini, menurut Departemen Pertanian AS, yang jauh di atas rata-rata historis. Pada November 2023, Mondelēz, sebuah bisnis besar yang mencakup merek Cadbury, Oreo, dan Toblerone, memperingatkan kenaikan harga produk-produknya.
"Harus ada kenaikan harga secara langsung bagi konsumen karena tingginya harga gula dan kakao," kata Dirk Van de Put, CEO Mondelēz, kepada Bloomberg.
Gernot Wagner, ekonom iklim di Columbia Business School - Columbia University, memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan besar memiliki beragam motivasi untuk menaikkan harga. Namun, ancaman mendasar yang ditimbulkan oleh perubahan iklim tidak dapat disangkal.
Dampak Perubahan Iklim
"Cuaca ekstrem memengaruhi makanan, setahun yang lalu alpukat, sekarang gula," kata Wagner. "Climate-flation adalah suatu hal dan hal ini semakin buruk. Sangat mudah bagi pemilik Oreo untuk merujuk pada perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan harga, tetapi hal ini juga dapat dimengerti."
Permasalahan dalam produksi gula diperparah oleh ancaman pembatasan ekspor dari negara-negara produsen gula. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga stok komoditas gula mereka sendiri, dan kemacetan pelabuhan di Brasil yang menghambat ekspor.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pemanasan global akan sangat menghambat kemampuan negara-negara seperti China untuk menanam padi dengan volume yang ada saat ini. Para peneliti menemukan bahwa produksi jagung global dapat merosot sebesar 24 persen pada 2030.
Sementara itu, perubahan suhu dan pola curah hujan dapat membantu beberapa tanaman lain seperti gandum tumbuh subur di negara-negara seperti Rusia dan Kanada, yang saat ini suhunya terlalu dingin untuk tumbuh. Secara keseluruhan, inflasi pangan di seluruh dunia bisa mencapai 3 persen per tahun pada 2030-an karena krisis iklim jika upaya adaptasi besar-besaran tidak dilakukan, demikian yang dinyatakan dalam kertas kerja Bank Sentral Eropa pada 2023.
Advertisement
Musim Dingin di Finlandia dan Swedia Sebabkan Suhu di Bawah Minus 40 Derajat Celcius
Cuaca yang sangat dingin menyebabkan gangguan transportasi di Finlandia, Swedia dan Norwegia. Salju mempersulit lalu lintas kereta api dan jalur feri ditangguhkan.
Dikutip dari Euronews, Rabu, 3 Januari 2024, termometer di Finlandia dan Swedia turun hingga lebih rendah dari -40 derajat Celcius di beberapa tempat pada Selasa, 2 Januari 2024 dan Rabu, 3 Januari 2024 ketika kedua negara Skandinavia tersebut melaporkan suhu terdingin di musim dingin sejauh ini.
Di desa Nikkaluokta di Swedia utara, yang dihuni oleh masyarakat adat Sami, suhu mencapai -41,6 derajat Celcius pada Selasa pagi, 2 Januari 2024, menurut lembaga penyiaran Swedia SVT. "Ini adalah suhu terdingin yang pernah kami alami sejauh ini pada musim dingin ini, dan suhu akan terus dingin di wilayah utara," kata ahli meteorologi SVT, Nils Holmqvist.
Di Kvikkjokk-Årrenjarka, di Lapland Swedia, suhu turun menjadi -43,6 derajat Celcius pada Rabu, 3 Januari 2024. Ini adalah suhu terendah di Januari yang tercatat di Swedia dalam 25 tahun, menurut TT News Agency.
Suhu beku tersebut terjadi setelah musim gugur yang lebih hangat dari rata-rata di sebagian besar Eropa, yang terjadi pada 2023 dan dilaporkan sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Hal ini secara luas dianggap terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim, karena konsentrasi karbon dioksida di atmosfer saat ini berada pada tingkat tertinggi selama setidaknya 2 juta tahun.
Kondisi di Swedia
Musim dingin yang dialami Finlandia dan Swedia saat ini telah menyebabkan gangguan dalam perjalanan. Begitu pula di Norwegia, di mana jalan raya utama di selatan ditutup karena cuaca dan jalur feri menghentikan operasinya. Di Swedia, operator kereta api mengatakan lalu lintas kereta api di wilayah utara Arktik juga mengalami masalah yang signifikan.
Swedia tengah dan selatan tetap berada dalam peringatan cuaca musim dingin sepanjang Rabu, karena pihak berwenang memperingatkan terkait salju dan angin. Di Finlandia, pihak berwenang memperingatkan bahwa suhu akan lebih rendah dari -40 derajat Celcius sepanjang minggu ini.
Polisi di Denmark mendesak pengemudi untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu karena angin dan salju kemungkinan besar akan membahayakan perjalanan di bagian utara dan barat negara tersebut. Beberapa sekolah di Skandinavia ditutup pada Rabu, 3 Januari 2024, sementara beberapa layanan kereta api dan feri ditangguhkan.
Meskipun negara-negara Nordik melaporkan suhu yang sangat dingin, Eropa Barat dilanda angin kencang dan hujan lebat. Di Inggris yang dilanda badai bernama 'Henk' oleh pihak berwenang dan eorang pengemudi meninggal setelah pohon tumbang menimpa mobilnya.
Advertisement