Kemenkes Rilis Peringatan Dini Waspada Demam Berdarah untuk Wisatawan di Bali

Sebelumnya, seorang turis asal Queensland, Australia, mengaku didiagnosis menderita demam berdarah saat berlibur 10 hari di Bali.

oleh Tim LifestylePutri Astrian Surahman diperbarui 17 Apr 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2024, 18:00 WIB
Melihat Para Turis Berlibur di Pantai Kuta Bali
Dua turis wanita berpose saat difoto di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Daerah ini merupakan tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis peringatan dini yang meminta wisatawan lokal dan asing waspada terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sedang meningkat di Bali. Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan jumlah kasus demam berdarah di kalangan wisatawan di Pulau Dewata.

"Kami juga melakukan imbauan di media lokal untuk mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap demam berdarah. Penyakit ini biasanya meningkat di awal tahun," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengutip Antara, Rabu (17/4/2024).

Pernyataan itu disampaikan untuk menanggapi kasus seorang turis asal Queensland, Australia, yang didiagnosis menderita demam berdarah saat berlibur 10 hari di Bali. Kasus ini menarik perhatian media asing Daily Mail.

Kemenkes juga mengeluarkan surat edaran pada seluruh layanan kesehatan mengenai kewaspadaan terhadap DBD, kata Pambudi. Selain itu, mereka memastikan ketersediaan tempat tidur rumah sakit dan obat-obatan bagi pasien.

"Kami selalu memberikan laporan feedback setiap bulannya," imbuhnya.

Bali memang selalu jadi primadona baik bagi wisatawan lokal maupun asing. Beberapa waktu lalu, Indonesia punya libur Lebaran cukup panjang yang menyebabkan Bali dipenuhi wisatawan.

Namun berdasarkan pantauan, kata Pambudi, menjelang Idulfitri pada Rabu, 10 April 2024, kondisi kasus demam berdarah di Bali masih aman. Pihak Kemenkes belum menerima laporan kelangkaan atau darurat DBD di kawasan-kawasan di pulau tetangga Lombok tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Turis Asal Australia Menderita Demam Berdarah

Ilustrasi penyakit Demam Berdarah Dengue (Istimewa)
Ilustrasi penyakit Demam Berdarah Dengue (Istimewa)

Sebelumnya, dalam laporan yang dipublikasikan pada Sabtu, 13 April 2024, Daily Mail meminta wisatawan berhati-hati saat berwisata ke Bali karena peningkatan drastis kasus demam berdarah di wilayah tersebut.

"Seorang wanita asal Queensland yang kurang beruntung menyampaikan diagnosisnya saat diinfus di kamar rumah sakit Ubud di pulau populer di Indonesia," lapor publikasi tersebut.

Kisah liburan di Bali dibagikan melalui akun Facebook miliknya. Si turis menulis bahwa ia belum melihat satupun nyamuk atau digigit nyamuk, namun dinyatakan positif mengidap demam berdarah.

Mengutip news.com.au, Rabu (17/4/2024) wisatawan bernama Teejay Barratt itu memperingatkan bahwa penyakit yang ditularkan nyamuk kini "merajalela" di pulau tujuan liburan populer tersebut.

"Tolong semuanya berhati-hati dan tutupi (permukaan kulit Anda) dengan obat nyamuk," katanya. "Demam berdarah sedang merajalela saat ini. Teman-teman kami yang bepergian saat ini memiliki seorang putra berusia 15 tahun yang sakit parah di BIMC (Rumah Sakit), sedang berjuang melawan penyakit mengerikan ini."

Namun, ia bersyukur mendapat perawatan rumah sakit yang ditanggung asuransi. 


Kasus Demam Berdarah Meningkat Signifikan di Bali

Gambar Ilustrasi Sengatan Nyamuk Demam Berdarah
Ilustrasi gigitan nyamuk demam berdarah. Sumber: Freepik

Beberapa pelancong dilaporkan membanjiri media sosial dengan cerita mereka sendiri tentang rasa sakit yang luar biasa, muntah-muntah yang tidak terkontrol, dan suhu tubuh yang mencapai di atas 39 derajat celcius karena mengidap demam berdarah. Wisatawan lain juga mengatakan bahwa kasus demam berdarah di Kabupaten Bangli, Bali, meningkat sekitar 65 persen dibandingkan tahun lalu.

Media lokal melaporkan peningkatan kasus demam berdarah yang "signifikan" pada awal 2024. Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk dan gejalanya meliputi sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, pembengkakan kelenjar, serta munculnya ruam, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Fokusnya adalah mengobati gejala nyeri," menurut WHO.

Otoritas kesehatan Australia telah melaporkan bahwa ada peningkatan infeksi demam berdarah pada orang-orang yang kembali dari Bali dalam beberapa tahun terakhir. Mereka menyarankan warganya menggunakan layanan saran wisatawan cerdas. 


Sarankan Obat Nyamuk

Menjadi Obat Herbal Malaria
Ilustrasi Gigitan Nyamuk Credit: pexels.com/icon

Pemerintah Australia juga menyarankan bagi pengunjung yang pergi ke Bali untuk menggunakan obat nyamuk, memakai pakaian panjang, longgar, berwarna terang, dan memastikan akomodasi yang dipesan anti-nyamuk. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia memperingatkan bahwa demam berdarah sering terjadi selama musim hujan di Indonesia, yang berlangsung dari November hingga Maret.

"Cara terbaik mencegah demam berdarah adalah menghindari gigitan nyamuk," ujarnya.

Indonesia menarik lebih dari satu juta wisatawan Australia setiap tahun karena perpaduan kekuatan budaya, keindahan alam, dan harga yang terjangkau. Tujuan wisata tropis ini jadi destinasi nomor satu bagi warga Australia pada 2023, menurut data Bupa Travel Insurance, diikuti Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Karena risiko demam berdarah di Indonesia tinggi, pemerintah Australia mendorong semua wisatawan untuk membaca arahan perjalanan ke Indonesia di Smarttraveller sebelum melakukan perjalanan. Pihaknya juga meminta pelancong menyimak saran mempelajari penyakit menular dan demam berdarah.

Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya