Dior Diinvestigasi karena Dugaan Eksploitasi Tenaga Kerja dan Imigran Ilegal dalam Pembuatan Tas Tangan

LVMH yang membuat tas tangan Dior dikabarkan ditempatkan di bawah administrasi pengadilan pada 10 Juni 2024. Hal itu terjadi setelah penyelidikan menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah mengalihkan pekerjaan kepada perusahaan-perusahaan milik Tiongkok yang menyiksa para pekerja.

oleh Henry diperbarui 20 Jun 2024, 20:36 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 20:36 WIB
Dior Fall 2024 Collection
Dalam ruangan khusus, hadir juga tas Lady Dior dan Saddle Bag dengan kulit eksotis edisi terbatas. Dari mulai kulit lizard, python, hingga ular. Tersedia juga dua buah tas bermaterial fabric yang berkolaborasi dengan seniman ternama. [Foto: Fimela.com]

Liputan6.com, Jakarta - Brand fesyen ternama Christian Dior atau lebih sering disebut Dior diduga mengizinkan dan mendorong eksploitasi tenaga kerja yang dilakukan oleh subkontraktor Tiongkok. Sebuah anak perusahaan Italia dari raksasa brand mewah Prancis LVMH yang membuat tas tangan merek Dior dikabarkan ditempatkan di bawah administrasi pengadilan pada 10 Juni 2024.

Hal itu terjadi setelah penyelidikan menyatakan bahwa perusahaan tersebut telah mengalihkan kontrak pekerjaan kepada perusahaan-perusahaan milik Tiongkok yang menyiksa para pekerja. Dikutip dari TFL, 12 Juni 2024 ini adalah keputusan ketiga seperti ini tahun ini oleh pengadilan Milan yang bertanggung jawab atas tindakan pencegahan.

Mereka pada bulan April lalu menunjuk seorang komisioner untuk menjalankan perusahaan yang dimiliki oleh grup mode Giorgio Armani karena dianggap lalai dalam mengawasi para penyuplai. Penyelidikan ini datang di tengah peningkatan perhatian konsumen dan investor terhadap rantai pasokan perusahaan barang mewah.

Italia adalah rumah bagi ribuan produsen kecil yang mencakup 50-55 persen dari produksi global pakaian mewah dan barang kulit. Pengadilan Milan memerintahkan Manufacturers Dior SRL ditempatkan di bawah administrasi kehakiman selama satu tahun. Perusahaan ini akan terus beroperasi selama periode tersebut.

Penyelidikan Dior fokus pada empat pemasok Tiongkok yang mempekerjakan 32 pekerja di sekitar Milan, dua di antaranya adalah imigran ilegal sementara tujuh lainnya bekerja tanpa dokumen yang diperlukan. Staf tinggal dan bekerja dalam kondisi kebersihan dan kesehatan yang di bawah standar minimum.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tas Berbiaya Rendah Dijual dengan Harga Mahal

Ilustrasi
Ilustrasi logo Dior. (dok. unsplash/Genri Kura)

Pihak LVMH belum merilis komentar resmi sampai saat ini. Saham LVMH dikabarkan turun sampai titik terendah setelah berita keputusan pengadilan. Dior adalah label mode terbesar kedua LVMH. Christian Dior SE adalah perusahaan induk terpisah, yang dikendalikan oleh keluarga Arnault Perancis, yang memiliki 42 persen saham di LVMH.

Dalam putusan 34 halaman, hakim mengatakan bahwa pekerja dipaksa untuk tidur di tempat kerja agar mereka memilik tenaga kerja yang tersedia 24 jam sehari. Pemetaan data konsumsi listrik menunjukkan siklus produksi siang-malam yang mulus, termasuk selama liburan.

Di samping itu, perangkat keselamatan telah dilepas dari mesin untuk memungkinkannya beroperasi lebih cepat, menurut dokumen tersebut. Hal ini memungkinkan kontraktor mengendalikan biaya dan menagih Dior dengan harga serendah mungkin.

Sebagai contoh model Dior PO312YKY, dijual di toko dengan harga 2.600 euro atau sekitar Rp46 juta, padahal biaya pembuatannya hanya 53 euro atau sekitar Rp920 ribu. Pemilik perusahaan kontraktor dan subkontraktornya sedang diselidiki oleh jaksa Milan karena mengeksploitasi pekerja dan mempekerjakan orang secara ilegal, sedangkan Dior sendiri tidak menghadapi penyelidikan pidana.


Memproduksi 50 Persen Barang Mewah Dunia

Contoh ilustrasi tas Christian Dior
Berikut tips membeli tas luxury bag untuk kamu yang baru pertama kali membeli tas dengan jenis ini. (Foto: Unsplash.com/Nassim Boughazi)

Penyelidikan Armani juga mengungkapkan bahwa pemasok dari merek mode Italia tersebut termasuk produsen Tiongkok yang melanggar hukum perlindungan pekerja. Grup Armani mengatakan pada saat itu bahwa mereka selalu berusaha untuk meminimalkan penyalahgunaan dalam rantai pasokan.

Pihak berwenang Italia telah menyelidiki kondisi kerja para subkontraktor produsen barang-barang mewah selama beberapa tahun. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan "berbiaya rendah" yang dipimpin oleh Tiongkok merugikan industri kulit tradisional Italia, yang memproduksi sekitar 50 persen dari barang-barang mewah dunia.

Pada Oktober 2023 lalu, sempat beredar kabar Bella Hadid tidak lagi menjadi brand ambassador Dior karena terang-terangan mendukung Palestina. Awalnya, penggemar menemukan bahwa Bella Hadid tak lagi menghiasi promosi merek ternama Dior. Nama seorang model asal Israel, May Tager, disebut-sebut menggantikannya, karena muncul dalam promosi jelang akhir tahun brand ini.

Mengutip kanal Showbiz Liputan6.com, 9 November 2023, dua temuan ini membuat penggemar mengambil kesimpulan bahwa Bella dipecat dari Dior, karena pandangannya mengenai Palestina. Bahkan muncul seruan memboikot merek mewah ini.


Spekulasi Bella Hadid dan Dior

May Tager-Bella Hadid
May Tager dilaporkan gantikan Bella Hadid di kampanye Dior. (dok. Instagram @maytager AP Photo/Evan Agostini)

Betulkah spekulasi itu? Dilansir dari ABC News yang mengutip AP, Kamis, 9 November w023, kontrak Bella dengan Dior sesungguhnya telah berakhir sejak Maret 2022 lalu. Sumber anonim yang dikontak AP menyebut kontrak Bella tak diperpanjang, dengan alasan yang bersifat komersil.

Tugas Bella untuk mempromosikan Dior kemudian digantikan dengan sejumlah model berbeda. Namun, sumber anonim tersebut menyatakan bahwa May Tager bukan satu di antara model ini. May Tager sendiri bukan wajah baru untuk Dior.

Tager sebelumnya sudah pernah muncul dalam promosi jelang akhir tahun Dior pada 2022 lalu. Kala itu, ia adalah salah satu dari model yang disertakan dalam promosi yang memajang bintang utama aktris Anya Taylor-Joy. Anya sendiri adalah global brand ambassador untuk Dior sejak 2021.

Rumor serupa sebenarnya juga pernah menerpa Bella Hadid dan Dior. Konon ia didepak Dior pada Maret 2021 karena komentar pro-Palestina. Isu ini terbukti salah.Beberapa bulan kemudian, Bella Hadid menghadiri Festival Film Cannes sebagai salah satu ajang promosi Dior.

 

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya