Bak Instalasi Seni, 13 Toilet Umum Unik yang Wajib Anda Coba Ketika Berkunjung ke Jepang

Gambaran buruk tentang toilet umum seketika luruh bila Anda mengunjungi sederet toilet yang berada di Jepang.

oleh Putri Astrian Surahman diperbarui 28 Jun 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2024, 08:30 WIB
Nabeshima Shoto Park Toilet (Kengo Kuma)
Nabeshima Shoto Park Toilet (Kengo Kuma). (dok. Tokyo Toilet)

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata toilet umum? Beberapa di antara kita mungkin berpikir bahwa toilet umum adalah tempat yang kotor dan bau. Namun, hal tersebut berbeda dengan toilet umum yang ada di Jepang.

Mengutip Channel News Asia pada Sabtu, 22 Juni 2024, perubahan wajah itu bermula dari peluncuran program Tokyo Toilet Project (TTP) oleh sebuah organisasi nirlaba The Nippon Foundation. Proyek tersebut bertujuan untuk mempromosikan penggunaan toilet umum dan menghilangkan stigma bahwa toilet umum itu gelap, tidak aman, dan tidak sehat, terutama bagi anak-anak dan perempuan.

Enam belas desainer, arsitek, dan kreatif kelas dunia seperti Tadao Ando, ​​Kengo Kuma, Shigeru Ban dan Nigo ditugaskan untuk mendesain ulang dan meningkatkan aksesibilitas 17 toilet umum Jepang yang terletak di sekitar distrik Shibuya. Toilet-toilet umum tersebut tampak seperti bukan toilet, melainkan terlihat seperti instalasi seni.

Bagi Anda yang akan berlibur ke Jepang, cobalah untuk masuk ke toilet umumnya. Berikut merupakan rangkuman toilet-toilet umum yang ada di Jepang:

1. Nabeshima Shoto Park Toilet (Kengo Kuma)

Arsitek Kengo Kuma ingin menjadikan fasilitas umum ini sebagai tempat menghubungkan manusia dengan alam. Terletak di dekat taman bermain yang menghadap ke pepohonan hijau subur, toiletnya menyerupai desa yang tersembunyi di dalam hutan. Ada lima bilik, semuanya ditutupi dengan papan kayu cedar.

 

Yoyogi Fukamachi Mini Park Toilet (Shigeru Ban)
Yoyogi Fukamachi Mini Park Toilet (Shigeru Ban). (dok. Tokyo Toilet)

2. Yoyogi Fukamachi Mini Park Toilet (Shigeru Ban)

Pemenang Pritzker Prize, Shigeru Ban, memiliki dua toilet dalam daftar dan keduanya dilengkapi teknologi baru yang memungkinkan pengguna mengetahui apakah toilet sedang digunakan atau tidak. Jika dilihat dari luar, kondisi dalam toilet akan terlihat. Namun, ketika Anda masuk dan mengunci pintunya, panel kacanya akan menjadi buram sehingga tidak akan ada yang mengintip.

3. Haru-No-Ogawa Community Park Toilet (Shigeru Ban)

Masih dari Shigeru Ban, toilet keduanya ini menggunakan teknologi yang sama. Perbedaannya terletak pada warna panel kaca yang digunakan. Toilet ini berubah dari warna hijau pirus menjadi biru, sedangkan toilet pertama berubah dari oranye hangat menjadi ungu.

Haru-No-Ogawa Community Park Toilet (Shigeru Ban)
Haru-No-Ogawa Community Park Toilet (Shigeru Ban). (dok. Tokyo Toilet)

4. Jingu-Dori Park Toilet (Tadao Ando)

Jingu-Dori Park Toilet (Tadao Ando)
Jingu-Dori Park Toilet (Tadao Ando). (dok. Tokyo Toilet)

Arsitek dan pemenang Pritzker Prize, Ando, menggambarkan toilet umum sebagai tempat orang mencari perlindungan. Dengan konsep tersebut, ia menciptakan toilet minimalis berbentuk lingkaran dengan dinding terbuat dari penutup mata logam vertikal untuk ventilasi yang lebih baik. 

Bagian kanopinya berbentuk bulat memanjang dan berfungsi sebagai tempat Amayadori, yang berarti "menunggu hujan" dalam bahasa Jepang. Desain keseluruhannya sangat unik namun tetap fungsional.

5. Yoyogi  Hachiman Public Toilet (Toyo Ito)

Terletak di bawah jalan berbukit menuju kuil Yoyogi Hachiman, toilet di sini dulunya gelap dan tidak menarik. Pemenang Pritzker Prize, Toyo Ito, akhirnya membuat sebuah polesan baru.

 

Yoyogi  Hachiman Public Toilet (Toyo Ito)
Yoyogi Hachiman Public Toilet (Toyo Ito). (dok. Tokyo Toilet)

Dia ingin membuat toilet yang memiliki penerangan yang baik, sehingga pengguna tidak perlu khawatir menggunakannya pada malam hari. Dia mendesain ruang tersebut sebagai kumpulan tiga menara mirip jamur yang terlihat seperti tumbuh dari dalam tanah. Ubin gradien coklat melambangkan energi bumi yang naik ke langit.

6. Nishihara Itchome Park (Takenosuke Sakakura)

Tiga toilet uniseks di sini menampilkan pintu hijau cerah yang tenang. Kata 'Andon' diterjemahkan menjadi 'lentera kertas' dalam bahasa Jepang. 

Di malam hari, kaca buram bermotif pepohonan tersebut akan bersinar seperti lentera saat dinyalakan. Tujuan Takenosuke Sakakura membuat konsep tersebut adalah untuk memberikan rasa ketenangan dan kenyamanan saat menggunakan fasilitas tersebut.

Nishihara Itchome Park (Takenosuke Sakakura)
Nishihara Itchome Park (Takenosuke Sakakura). (dok. Tokyo Toilet)

7. Nanago Dori Park Toilet (Kazoo Sato)

Nanago Dori Park Toilet (Kazoo Sato)
Nanago Dori Park Toilet (Kazoo Sato). (dok. Tokyo Toilet)

Toilet ini dinamakan 'Hi Toilet'. Alasannya adalah karena bangunan berbentuk bola putih ini tampak seperti adegan di film fiksi ilmiah. Dengan Hi Toilet, Kazoo dan timnya bertujuan menjadikan toilet ini paling higienis di dunia dengan menggunakan teknologi kontrol suara. 

Pengguna dapat membuka pintu, mengubah warna lampu, menyiram, dan bahkan memutar musik, semuanya tanpa melakukan kontak fisik apapun. Bentuknya yang bulat juga memungkinkan sirkulasi udara menjadi lebih baik dan menjaga toilet dari bau tidak sedap.

8. Nishisando Public Toilet (Sou Fujimoto)

Sou Fujimoto menerapkan pendekatan yang menyenangkan pada desainnya. Dia ingin toilet terasa seperti air mancur perkotaan dan wadah yang melayani semua orang. 

 

Nishisando Public Toilet (Sou Fujimoto)
Nishisando Public Toilet (Sou Fujimoto). (dok. Tokyo Toilet)

Toilet ini berbentuk seperti wastafel, dengan cekungan di bagian tengah yang dilengkapi keran dengan ketinggian berbeda. Hal ini memungkinkan pengguna segala usia dapat mencuci tangan dengan nyaman. 

9. Jingumae Public Toilet (Nigo)

Perancang busana Jepang, produser rekaman DJ, dan pengusaha, Nigo, merancang toilet di dekat Harajuku yang merupakan tempat asal mula fesyen jalanan Jepang. Sederhana namun tetap unik, ia mendesain kamar kecil tersebut berdasarkan kenyamanan dan aksesibilitas yang mudah. Strukturnya, yang sebagian dikelilingi pagar putih dan pintu hijau mint, menyerupai gambar rumah di masa kanak-kanak.

Jingumae Public Toilet (Nigo)
Jingumae Public Toilet (Nigo). (dok. Tokyo Toilet)

10. Sasazuka Greenway Public Toilet (Junko Kobayashi)

Sasazuka Greenway Public Toilet (Junko Kobayashi)
Sasazuka Greenway Public Toilet (Junko Kobayashi). (dok. Tokyo Toilet)

Dibangun tepat di bawah stasiun kereta Sasazuka jalur Keio, toilet tersebut dibangun dengan kanopi kuning yang berguna untuk mengurangi rasa sesak karena berada di bawah rel kereta. Meskipun bagian luarnya terlihat berkarat dan usang, toiletnya terasa terang dan bersih. Kelinci-kelinci lucu yang mengintip dari balik dinding menyala di malam hari, memberikan kesan ceria.

11. Hatagaya Public Toilet (Miles Pennington/ University of Tokyo DLX Design Lab)

Desainer dan profesor Inggris, Miles Pennington, bersama dengan DLX Design Lab Universitas Tokyo, ingin membangun toilet yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat buang air kecil atau besar, tetapi juga berfungsi sebagai area untuk menyatukan komunitas lokal. Strukturnya didesain sedemikian rupa sehingga bisa juga digunakan sebagai ruang acara atau pop-up.

 

Hatagaya Public Toilet (Miles Pennington/ University of Tokyo DLX Design Lab)
Hatagaya Public Toilet (Miles Pennington/ University of Tokyo DLX Design Lab). (dok. Tokyo Toilet)

12. Higashi Sanchome Public Toilet (Nao Tamura)

Desainer produk Nao Tamura mengangkat konsep desainnya sebagai pembungkus kado tradisional Jepang. Hal ini bertujuan agar pengguna merasa aman dan memiliki rasa privasi. Warna merah mencolok digunakan pada bagian eksterior karena menarik perhatian dan diharapkan juga dapat menghalangi perbuatan melawan hukum.

 

Higashi Sanchome Public Toilet (Nao Tamura)
Higashi Sanchome Public Toilet (Nao Tamura). (dok. Tokyo Toilet)

13. Ebisu East Park Toilet (Fumihiko Maki)

Terletak di dekat taman bermain yang telah lama menjadi bagian dari masyarakat setempat, pemenang Pritzker Prize, Fumihiko Maki, merancang fasilitas tersebut sebagai paviliun putih dengan atap melengkung serta halaman kecil di tengahnya yang terang dan sejuk dan bisa digunakan sebagai tempat untuk beristirahat. Tempat ini juga dikenal dengan nama Toilet Cumi karena dulunya taman ini dikenal dengan nama Taman Gurita karena terdapat perosotan berbentuk gurita di taman bermainnya.

Ebisu East Park Toilet (Fumihiko Maki)
Ebisu East Park Toilet (Fumihiko Maki). (dok. Tokyo Toilet)
Infografis Kunjungan Kenegaraan Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kunjungan Kenegaraan Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya