Investigasi Ungkap Mobil Hind Rajab Si Bocah Palestina Viral Dihujani 335 Peluru Tentara Israel

Sebagian besar peluru disebut dari tank militer Israel ditembakkan dari jarak dekat, dengan para penyidik mengatakan, tidak mungkin mereka tidak melihat ada dua anak, termasuk Hind Rajab, di dalam mobil.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Jun 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 14:00 WIB
Hind Rajab
Hind Rajab, bocah Palestina yang meninggal diduga ditembah tentara Israel. (dok. X @sitcomabed/https://x.com/sitcomabed/status/1797990617186013681/photo/2)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok peneliti berbasis di Inggris menerbitkan temuan penyelidikan forensik pada Jumat, 21 Juni 2024. Laporan itu mengungkap bahwa Hind Rajab, bocah Palestina berusia enam tahun yang ditemukan tewas bersama anggota keluarganya di Gaza utara awal tahun ini, kemungkinan besar dibunuh tentara Israel.

Melansir Middle East Eye, Rabu (26/6/2024), penyelidikan menemukan bahwa mobil tempat Rajab terbunuh terkena 335 peluru, dengan sebagian besar peluru berasal dari sisi kanan kendaraan. Investigasi dilakukan Arsitektur Forensik, Al Jazeera, dan LSM Earshot.

Arsitektur Forensik mengatakan bahwa senjata yang digunakan untuk serangan ini "menembakkan pada kisaran 750--900 putaran per menit." Kisaran ini melebihi senapan serbu tipe AK yang umumnya dikaitkan dengan mujahidin Palestina yang beroperasi di Gaza.

"Kisaran putaran per menit ini konsisten dengan persenjataan yang dikeluarkan tentara Israel, seperti senapan serbu M4 atau senapan mesin FN MAG pada tank Merkava," kata penyelidikan.

Penyelidikan yang menggunakan campuran analisis kinetik, citra satelit, dan rekaman yang bersumber dari lokasi kejadian itu juga menemukan bahwa tank Israel yang menembaki kendaraan Rajab "pasti berada dalam jarak 13 hingga 23 meter" ketika Layan, sepupu Rajab yang berusia 15 tahun, tewas.

Jarak yang dekat berarti tank Israel dipastikan dapat melihat ke dalam kendaraan. Para penyelidik menyimpulkan, "Tidak masuk akal bahwa penembak tidak dapat melihat bahwa mobil tersebut diisi warga sipil, termasuk anak-anak."

"Dari posisi tank yang ditunjukkan melalui keselarasan terbesar antara lubang masuk dan keluar, kami menyimpulkan bahwa penembak dapat melihat dengan jelas mobil dan penumpang di dalamny," kata penyelidikan.

Lanjutan Penyelidikan

Hind Rajab sedang meninggalkan kota dengan mobil bersama bibinya, pamannya dan tiga sepupunya pada saat itu (Keluarga Rajab).
Hind Rajab sedang meninggalkan kota dengan mobil bersama bibinya, pamannya dan tiga sepupunya pada saat itu (Keluarga Rajab).

Penyelidikan itu menyambung, "Dengan kata lain, mereka pasti sudah mengetahui ada dua anak (di dalam mobil)." Investigasi tersebut membantah klaim Israel yang menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dan mengatakan bahwa pasukan Israel tidak ada di daerah tersebut saat kematian Rajab.

Rajab ditemukan meninggal dunia pada 10 Februari 2024 di Gaza utara, setelah hampir dua minggu terjebak di dalam mobil bersama keluarganya saat dikepung pasukan militer Israel dan jadi sasaran tembakan. Yousef Zeino dan Ahmed al-Madhoun, dua paramedis yang dikirim untuk menyelamatkan Rajab setelah ia meminta bantuan dari dalam kendaraan, diserang Israel dan ditemukan tewas.

Terakhir kali petugas penyelamat mendengar kabar Rajab adalah pada 29 Januari 2024. Ibunya, Wissam Rajab, sebelumnya mengatakan pada Middle East Eye bahwa keluarganya terpisah ketika mereka mencoba melarikan diri dari daerah tersebut, yang berada di bawah serangan intens Israel.

Karena cuaca buruk, Wissam membawa putrinya ke dalam kendaraan untuk pergi bersama kerabatnya, sementara anggota keluarga lain melarikan diri dengan berjalan kaki. Setelah mendengar suara tembakan di daerah tersebut, keluarga tersebut menelepon Bulan Sabit Merah untuk memberi tahu mereka bahwa mobil tersebut ditembak.

 

 

Hind's Hall untuk Hind Rajab

Perang Israel - Hamas
Menurut petugas medis dan saksi mata, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (2/12), pengeboman Israel pada Jumat paling intens terjadi di wilayah Khan Younis dan Rafah yang terletak di selatan Gaza. Sejumlah titik di Gaza tengah dan utara dilaporkan juga menjadi sasaran. (AP Photo/Ariel Schalit)

Awalnya, Wissam mengira semua orang di dalam mobil terbunuh sampai ia mendapat telepon dari Layan Hamadeh, sepupu Hind yang berusia 15 tahun. Ia mengatakan, "Hind dan saya terluka, dan seluruh keluarga saya meninggal. Saya tidak ingin meninggal. Tolong panggil ambulans untuk menyelamatkan kami. Saya takut. Tank-tank itu berjarak 500 meter dari saya."

Sambungan terputus, dan Wissam mengira mereka berdua telah terbunuh. Tapi ketika ia menelepon lagi, Hind menjawab telepon, dan berkata, "Saya masih hidup, tapi Layan sudah meninggal syahid. Bu, saya takut, mereka semua sudah meninggal. Datang dan selamatkan saya."

Awal tahun ini, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina merilis rekaman audio percakapan telepon terakhirnya dengan Hind, di mana permohonan terakhirnya terdengar di tengah gemuruh tembakan. "Aku takut gelap, jemput aku," katanya.

Kematiannya jadi simbol bagi pengunjuk rasa pro-Palestina di seluruh dunia. Di Universitas Columbia di New York City, mahasiswa demonstran mengambil alih dan menduduki sebuah gedung di kampus dan menamainya "Hind's Hall" untuk menghormati Rajab.

Pada 6 Mei 2024, rapper Amerika Macklemore merilis lagu berjudul Hind's Hall untuk menghormati Rajab. Juga, mendukung kamp gerakan solidaritas Gaza yang sedang didirikan di kampus-kampus di seluruh AS.

Sempat Jadi Trending Media Sosial

Militer Israel Terus Bombardir Wilayah Gaza
Militer Israel mengatakan serangan menargetkan militan di bagian utara dan selatan Jalur Gaza. (JACK GUEZ/AFP)

"Where is Hind?" alias "di mana Hind?" dipertanyakan sejumlah warganet pada Februari 2024. Kata kunci yang jadi trending media sosial ini mengacu pada bocah enam tahun bernama Hind yang minta diselamatkan dari rentetan tembakan yang diduga dilepaskan tentara Israel.

Melansir The National, 2 Februari 2024, suara tembakan terdengar di sekitar Hind dalam klip audio yang dibagikan secara luas oleh Bulan Sabit Merah Palestina. Di rekaman itu, Hind diduga berusaha berlindung dari rentetan tembakan, sementara anggota keluarganya terbaring tewas di sampingnya di dalam mobil mereka.

Percakapan itu menyakitkan untuk diceritakan kembali pada para pekerja darurat yang berbicara dengan Hind. Al Faqeh mengatakan, anak itu akan menangis, menjerit, mendapatkan kekuatan, lalu terdiam.

"Apakah ada tembakan di sekitarmu?" Al Faqeh sempat bertanya. "Ya! Selamatkan aku," Hind memohon. "Aku ingin menyelamatkanmu, tapi kuasa itu tidak ada di tanganku saat ini," jawab Al Faqeh.

"Emosi saya sangat campur aduk," Al Faqeh bercerita. Mendengar suara gadis kecil itu dan tidak bisa berbuat apa-apa selain tetap terhubung adalah pengalaman yang menyakitkan, jelasnya dalam sebuah wawancara yang dibagikan RRT.

Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bocah Palestina Sekarat dan Mati Kelaparan di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya