Liputan6.com, Jakarta - Gunung Mbeliling yang dalam Bahasa Kempo disebut Golo merupakan sebuah gunung tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 1.300 mdpl.
Mengutip laman Gunung Bagging, Kamis (4/7/2024), letak Gunung Mbeliling berada di Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, sekitar 20 Km arah timur ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo. Kawasan hutan lindung Mbeliling juga berada di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Mbeliling di utara dan timur, Kecamatan Komodo di bagian barat, dan Kecamatan Sano Nggoang di bagian selatan.
Baca Juga
Gunung Mbeliling punya keindahan yang luar biasa, baik dari segi alam maupun budaya. Alamnya yang masih asri dan alami, dengan berbagai flora dan fauna yang hidup di dalamnya, merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Mbeliling selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Mbeliling yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Terkenal Sebagai Habitat Burung Endemik Flores
Di kawasan tersebut terdapat Hutan Golo Mbeliling sangat kaya akan flora dan fauna. Habitat dari berbagai macam burung, dan salah satu yang terkenal adalah burung endemik Flores, yaitu; gagak flores Kawasan hutan lindung Mbeliling merupakan daerah resapan air, sehingga menjadi pusat mata air dari beberapa sungai yang mengalir di 3 kecamatan di atas.
Selain hutan mbeliling sebagai kawasan konservasi berbagai jenis burung endemik flores, Golo Mbeliling juga menjadi tujuan wisata alam, yaitu jalur treking puncak mbeliling, yang berada di Melo, Desa Liang Ndara, dan di Roe, Desa Cunca Lolos.Â
2. Pemandangan di Gunung Mbeliling
Keindahan alam Gunung Mbeliling dapat dinikmati dari berbagai sudut pandang. Dari puncak gunung, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan, mulai dari Kota Labuan Bajo, Laut Flores, hingga pulau-pulau di sekitarnya.
Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam Gunung Mbeliling dari jalur lintasan trek yang dikelilingi oleh hutan yang lebat dan pepohonan yang menjulang tinggi.Â
3. Masih Ditinggali Masyarakat Adat
Gunung Mbeliling saat ini masih menjadi tempat tinggal bagi masyarakat adat Manggarai. Keindahan budaya Gunung Mbeliling dapat dinikmati melalui berbagai kegiatan budaya yang diselenggarakan oleh masyarakat adat Manggarai.
Salah satu kegiatan budaya yang paling populer adalah upacara adat Mbeliling, yang diadakan setiap tahun untuk menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan alam. Selain itu, wisatawan juga dapat mempelajari tentang budaya Manggarai melalui berbagai kerajinan tangan dan kesenian tradisional yang dihasilkan oleh masyarakat setempat.Â
Advertisement
4. Asal-usul Nama Mbeliling
Di balik keindahan alam Gunung Mbeliling, tersembunyi cerita sejarah yang memancarkan pesona tersendiri. Bagi masyarakat Manggarai, gunung ini merupakan tempat yang dikeramatkan karena dipenuhi dengan legenda dan kepercayaan yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Sementara Asal-Usul Nama "Mbeliling" sendiri berasal dari bahasa Manggarai, "Mbe" yang berarti "air" dan "Liling" yang berarti "dingin." Ini merujuk pada mata air di lereng gunung yang selalu mengalir dengan air yang segar dan sejuk.
5. Legenda Sebagai Tempat Tinggal Dewa
Mata air yang mengalir di gunung tersebut menurut kepercayaan masyarakat setempat adalah anugerah dari para dewa yang bersemayam di gunung ini. Itu sebabnya Gunung Mbeliling juga diyakini merupakan tempat tinggal para dewa dan roh.
Menurut legenda, para dewa dan roh yang ada di Gunung Mbeliling bertugas menjaga keseimbangan alam. Masyarakat Manggarai juga percaya bahwa gunung ini adalah pintu gerbang antara dunia manusia dan dunia gaib. Karena itulah, setiap perjalanan ke puncak gunung selalu diawali dengan upacara adat yang khusyuk dan penuh penghormatan.
6. Bukan Gunung Api Aktif
Gunung Mbeliling bukanlah gunung berapi aktif melainkan punggung hutan sejuk dan rindang yang populer di kalangan pengamat burung. Lokasinya sebenarnya hanya beberapa kilometer di sebelah utara kaldera Wai Sano kuno selebar 3 km yang berisi danau kawah Sano Nggoang, yang terbesar di Flores.
Namun nampaknya terdapat dua solfatara atau fumarol yang mengeluarkan gas-gas oksida belerangdi pantai tenggara tasik. Kedekatan gunung ini dengan Labuan Bajo, membuat banyak wisatawan menginap sebelum atau sesudah mengunjungi pulau Komodo.
Hal ini membuat pendakian ke Gunung Mbeliling dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi bagian dari pilihan ekowisata yang tersedia bagi pengunjung Flores Barat. Terdapat rambu-rambu promosi Mbeliling di pinggir jalan raya dan di bandara, dan saat high season wisatawan asing cukup rutin mendakinya dari Desa Roe yang berjarak satu jam dari Labuan Bajo.
Perjalanan yang direkomendasikan mencakup satu malam berkemah dekat puncak dan kunjungan keesokan harinya ke air terjun Cunca Rami. Jika Anda memiliki banyak waktu, matahari terbenam dan matahari terbit memang sangat indah, namun pendakian dapat dengan mudah dilakukan dalam perjalanan satu hari atau bahkan tamasya setengah hari jika Anda mau.
Advertisement