Ledakan di Markas Brimob Karena Kelalaian

Kapolda Sumut Bambang Hendarso mengungkapkan, ledakan terjadi saat personel Brimob Polda Sumut sedang latihan menjinakkan dan merakit bom dengan personel Densus 88 Antiteror. Empat polisi meninggal dalam kejadian ini.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Apr 2006, 19:38 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2006, 19:38 WIB
050406cbom.jpg
Liputan6.com, Medan: Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Utara Inspektur Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri memastikan jumlah korban ledakan di Markas Komando Brigade Mobil Polda Sumut berjumlah empat orang. Mereka meninggal ketika sedang berlatih meracik bom. "Sebelas anggota terluka," kata Kapolda Sumut Bambang Hendarso dalam telewicara dengan Bayu Sutiyono di Liputan 6 Petang pada Rabu (5/4).

Sebelumnya, jumlah korban dalam kecelakaan ini sempat simpang siur karena polisi langsung memblokade lokasi ledakan. Wartawan dilarang memasuki gedung laboratorium yang terletak di Jalan Wahid Hasyim itu. Bahkan keluarga personel Brimob Polda Sumut sempat frustrasi karena tak diizinkan masuk untuk memastikan identitas korban [baca: Ledakan di Markas Brimob, 10 Polisi Tewas].

Bambang menambahkan, kecelakaan terjadi saat personel Brimob Polda Sumut sedang berlatih rutin menjinakkan dan merakit bom bersama anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror pada pukul 13.00 WIB. Akibat kecelakaan ini, empat polisi meninggal di tempat, dua luka serius dan lima lainnya dilarikan ke rumah sakit. "Ada kemungkinan human error pada personel yang melaksanakan latihan tadi sehingga terjadi ledakan," ungkap Bambang.

Sementara berdasarkan data dari Bagian Hubungan Masyarakat Polda Sumatra Utara, jumlah korban luka adalah tujuh orang. Sedangkan korban tewas empat orang. Mereka adalah Brigadir Polisi Dua (Bripda) Syahrir, Bripda Sahnan, Bripda Ucok, dan Bripda Relius Malo.

Ketika berita ini disusun, Bambang sedang berada di lokasi bersama sejumlah petinggi militer dan Wali Kota Medan. Ia membantah terjadi kericuhan di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan. Menurut dia, seluruh pihak keluarga telah diberi tahu. Termasuk dengan keluarga 11 polisi yang terluka. "Sebetulnya itu tidak benar," tambah Bambang saat ditanya soal kericuhan.

Pernyataan Bambang sedikit berlainan dengan pantauan SCTV di RS Bhayangkara yang satu kompleks dengan Markas Brimob. Tak sedikit keluarga korban yang kecewa hingga histeris karena tak diizinkan memasuki Markas Komando Brimob yang diblokade usai terjadi ledakan. Bahkan di antara mereka ada seorang ibu yang jatuh pingsan karena tak diizinkan masuk. Sementara petugas jaga di pintu gerbang, berusaha meyakinkan setiap keluarga korban bahwa anggota keluarga mereka tak menjadi korban dalam musibah itu.

Ledakan ini langsung memancing keingintahuan warga sekitar. Mereka berduyun-duyun mendatangi Markas Brimob Polda Sumut untuk sekadar ingin melihat langsung lokasi ledakan. Menurut salah seorang penduduk, getaran akibat ledakan dapat dirasakan hingga radius ratusan meter dan sempat membuat atap rumah mereka ikut bergetar. "Mama yang tergolek di ranjang pun bergoyang," kata seorang perempuan yang rumahnya tak jauh dari markas Brimob Polda Sumut.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya