Warga Surabaya Dukung Penutupan Lokalisasi Dolly

Massa dari Gerakan Rakyat Surabaya dan Ikatan Keluarga Madura (Ikama) berunjuk rasa protes lokalisasi Dolly.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Mei 2014, 02:30 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2014, 02:30 WIB
Demo Dolly - Liputan6 malam
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Surabaya - Massa yang mengaku dari Gerakan Rakyat Surabaya dan Ikatan Keluarga Madura (Ikama) berunjuk rasa di depan Kantor Balaikota Surabaya. Pendemo yang didampingi sejumlah tokoh agama Jawa Timur itu mendukung kebijakan Walikota Tri Rismaharini menutup kawasan lokalisasi prostitusi Dolly.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (23/5/2014), mereka beralasan keberadaan lokalisasi prostitusi ini tidak hanya menjadi sumber penyebaran virus HIV-AIDS tapi juga memicu aksi kriminalitas. Massa pun mengancam pihak-pihak yang menolak kebijakan walikota karena keberadaan lokalisasi ini lebih banyak mudharat dibanding manfaatnya.

Dalam aksi damai ini pendemo ditemui Walikota Risma. Di hadapan massa pendemo Risma meminta agar pendukung kebijakannya tidak terprovokasi oleh sikap yang menolak penutupan lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara itu.

Rencana penutupan lokalisasi ini sudah berkali-kali ditolak massa yang mengaku warga Dolly dan para pekerja seks. Alasan mereka penutupan Dolly akan berdampak pada perekonomian warga dan juga pekerja seks yang selama ini hidup dari berbagai aktivitas di kawasan ini.

Rencananya kawasan lokalisasi akan ditutup 19 Juni mendatang atau beberapa hari menjelang Ramadan. Kebijakan ini juga sudah mendapat dukungan dari Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya