Liputan6.com, Palembang - Kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan (Sumsel) memang berdampak di semua wilayah. Tidak hanya mengurangi jarak pandang transportasi darat dan udara, namun tebalnya kabut asap juga menghalangi jarak pandang transportasi air. Bahkan, diduga karena jarak pandang yang pendek, kabut asap merenggut korban jiwa dari transportasi air yaitu speedboat.
1 Perahu motor cepat atau speedboat merek Rizky dari Jalur 19, Desa Muara Padang, Kabupaten Banyuasin menuju Kota Palembang, mengalami kecelakaan tunggal di perairan Sungai Musi, Kamis siang. Akibat kecelakaan tersebut, 1 penumpang tewas dan 17 lainnya luka-luka. Seluruh korban dibawa ke Rumah Sakit AK Gani Palembang untuk menjalani perawatan medis.
Berdasarkan data yang diperoleh Liputan6.com, kejadian bermula saat speedboat yang berpenumpang 40 orang itu menabrak sebuah kayu yang mengapung di sungai tepat berada di tikungan tajam. Karena kecepatan tinggi, speedboat melompat hingga ke daratan dan menabrak sebatang pohon.
"Waktu kejadian, asap tebal sampai-sampai serang (pengemudi speedboat) tidak melihat ada kayu ngapung. Ternyata speedboat menabrak kayu tersebut, tiba-tiba speedboat langsung terlempar ke darat dan menabrak pohon," ujar Supri (21), salah satu korban selamat kepada Liputan6.com di Palembang, Kamis (18/9/2014) malam.
Dari 40 penumpang, ternyata ada 17 orang luka-luka dan 1 penumpang tewas. Seluruh korban langsung dibawa ke RS Dr AK Gani Palembang untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Sedangkan korban kecelakaan sudah dibawa pulang keluarganya.
Menurut Wakil Kepala Rumah Sakit Dr Ak Gani Palembang, Letkol Doktor Hadi Hariono, seluruh korban yang selamat dan menjalani perawatan, hampir semuanya mengalami luka robek dan tulang retak. "Ada 3 orang yang lain luka ringan dan patah patah. Yang meninggal di sudah dibawa pulang keluarganya. Kini semuanya sedang menjalani perawatan," ucap Hadi.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Indra Purna mengatakan bahwa transportasi air harus lebih berhati-hati dibandingkan transportasi darat dan udara.
"Karena sifat kabut asap lebih menyukai berada di air, jadi asap lebih banyak berkumpul di perairan. Transportasi air khususnya di areal Sungai Musi harus lebih waspada karena jarak pandang yang semakin pendek," beber dia.