Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pesimistis taman-taman rusak dan sampah di sepanjang Thamrin-Sudirman dan Monas akan dibenahi oleh penyelenggara 'Syukuran Rakyat' Jokowi-JK. Karena itu, akhirnya Pemprov DKI Jakarta lah yang menangani kerusakan tersebut.
"Tidak ada penyelenggara, semua relawan. Orang yang di KPU saja dimintain (tanggung jawab) nggak kasih, di MK, KPU (taman rusak) saja jelas parpolnya, kita tulis surat juga nggak dibayar. Terus nagihnya gimana? Ya sudah lah kerjain sendiri saja," ucap dia di Balaikota Jakarta, Selasa (21/10/2014).
Karena itu, dia menginstruksikan Dinas Kebersihan dan Dinas Pertamanan DKI untuk segera bekerja membereskan kawasan Monas, terutama sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin yang menjadi jalur arak-arakan kirab budaya Senin 20 Oktober 2014.
Ahok menilai, para pengunjung acara itu masih banyak yang belum terbiasa membuang sampah pada tempatnya.
"Jadi kita yang kerjain. Pemprov DKI kerjain. Terlalu luas kemarin. Yang kita minta utamakan Sudirman-Thamrin dulu. Yang di tengah (Monas) ya tunggu hari ini (selesai)," ucap Ahok.
Acara Syukuran Rakyat yang digelar relawan Presiden Joko Widodo alias Jokowi di kawasan Jalan Sudirman-MH Thamrin hingga Monumen Nasional (Monas), juga menyisakan tumpukan sampah. Ribuan warga yang turut dalam acara tersebut meninggalkan sampah yang diperkirakan mencapai 100 ton. Kisaran volume sampah saat pesta Syukuran Rakyat ini, tak jauh beda dengan perayaan Tahun Baru 2014 yang digelar di tempat yang sama.
Kerusakan taman-taman di Jakarta saat perayaan kegiatan dalam rangkaian pemilu bukan kali ini saja terjadi. Saat pendaftaran pasangan capres dan cawapres peserta Pilpres 2014 pada 19 dan 20 Mei 2014, taman di depan KPU rusak.
Kemudian, taman di Patung Kuda dan Jalan Medan Merdeka Barat juga rusak akibat demonstrasi yang digelar pendukung Prabowo-Hatta. Mereka berdemo saat Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan sengketa Pilpres 2014 pada 21 Agustus. (Ans)