PPP Kubu Djan Faridz: Israel dan Palestina Saja Bisa Bicara

Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah meyakini kisruh kepengurusan DPP PPP akan segera berakhir.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Nov 2014, 20:40 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2014, 20:40 WIB
Dimyati Natakusumah Dicalonkan Wakil Ketua MPR
Nmaun sampai saat ini ada kendala pencalonan Dimyati menjadi Wakil Ketua MPR, karena menemui kendala teknis.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Persatuan Pembangunan kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah, meyakini kisruh dan dualisme kepengurusan DPP PPP akan segera berakhir. Menurutnya, perbedaan tersebut dapat diselesaikan melalui jalan dialogi yang dimulai oleh masing-masing ketua umum, yaitu Romahurmuziy dan Djan Faridz.
‎
"‎Israel dan Palestina (saja) bisa bicara, Koalisi Merah Putih dan Indonesia Hebat saja sudah komunikasi, masa PPP gak bisa?" ujar Dimyati di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, (9/11/2014).

Terkait dengan target perolehan suara PPP untuk 2019, Dimyati menilai dia tidak khawatir walau sampai saat ini kepengurusan PPP terpecah. Ia yakin, pada Pemilu 2019 nanti, partainya dapat mengalahkan PKB yang saat ini menjadi partai berbasis massa Islam yang memperoleh suara tertinggi.

"Di bawah kepemimpinan Djan Faridz saya yakin PPP bisa menang di 2019," ujarnya.

Ia pun menyebut dari 34 departemen di partainya, 22 di antaranya akan diisi kader PPP yang menjadi anggota DPR. Saat ditanya, apakah ada diantara mereka PPP kubu Romi, mantan wakil Ketua MPR itu tidak membantahnya.  "Kita ajak sebanyak-banyaknya. Anggota DPR RI ada 39 orang, 22 di antaranya menyatakan bergabung," jelasnya.

Perseteruan dua kubu di internal PPP berawal saat Ketua Umum PPP sebelumnya, Suryadharma Ali (SDA) menghadiri kampanye terbuka partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu 23 Maret lalu.

SDA ditemani pengurus elite PPP, seperti Djan Faridz. Tak hanya hadir, mantan Menteri Agama itu juga sempat berorasi di hadapan puluhan ribu kader dan simpatisan Partai Gerindra.

Menyikapi manuver SDA, petinggi PPP lainnya termasuk Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuzy atau Romi mengecam tindakan Ketumnya tersebut.

Dalam perjalanannya, kisruh kedua kubu makin meruncing hingga menyebabkan saling pecat baik oleh kubu SDA maupun kubu Romi. Tak hanya itu, perseteruan tersebut juga memunculkan dua muktamar yang masing-masing memilih ketua umum. Romi terpilih sebagai Ketum PPP versi muktamar Surabaya, sedangkan Djan Faridz dipercaya Ketum versi muktamar Jakarta. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya