Liputan6.com, Pangkalan Bun - Rusia mengirim bantuan kepada Indonesia untuk melakukan pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Menggunakan pesawat militer miliknya,‎ Beriev Be-200 tim Rusia ini tiba di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sore ini. Kedatangan mereka tersebut untuk berkoordinasi dengan Basarnas dalam pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501.
Pantauan Liputan6.com, Sabtu (3/1/2015), pesawat‎ amfibi itu mendarat di Lanud Iskandar Pangkalan Bun sekitar pukul 15.05 WIB. Pesawat itu membawa 72 personel khusus dan peralatan-peralatan yang digunakan.
Tim Rusia itu tak lama kemudian melakukan instalansi peralatan mereka untuk menyusuri perairan yang menjadi lokasi jatuhnya Airbus 320-200 tersebut. Militer Kremlin tak butuh waktu lama untuk melakukan persiapan tersebut.
Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Shilin mengatakan, pihaknya‎ menunggu perintah dari Basarnas kapan mereka bisa terlibat langsung di lokasi pencarian di perairan Selat Karimata.
"Terserah pemerintah Indonesia kapan kami dilibatkan," kata Shilin di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan ‎Tengah, Sabtu (3/1/2014).
Namun demikian, Shilin mengaku, tim khusus Rusia ini sudah benar-benar siap untuk terlibat. Terutama untuk menyelam ke dasar laut. "Tapi kami siap menyelam," ucap Shilin.
Sejak hari pertama pencarian, berbagai bantuan dari negara-negara luar silih berdatangan kepada Indonesia untuk mencari dan mengevakuasi Pesawat AirAsia QZ8501. Di antaranya dari Malaysia, Singapura, China, Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat. Terakhir bantuan datang dari Rusia.
Negara-negara tersebut tak hanya mengirim bantuan berupa personel-personel khusus untuk terlibat di medan pencarian. Melainkan juga mengirim peralatan canggih yang mereka miliki.
Memasuki hari ke-7 pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 30 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. Semua jenazah yang sudah ditemukan dan dievakuasi itu kini sudah berada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi mendalam oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Kapal terbang jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia itu berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Riz/Ans)
Tiba di Pangkalan Bun, Rusia Siap Susuri Lokasi AirAsia QZ8501
Tim dari Malaysia, Singapura, China, Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat juga ikut membantu pencarian.
diperbarui 03 Jan 2015, 16:27 WIBDiterbitkan 03 Jan 2015, 16:27 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Usai Nyoblos, Pramono Video Call Cucu dan Pantau Quick Count Pilkada Jakarta 2024
41 Cara Menghilangkan Pilek dengan Cepat, Efektif untuk Meredakan Gejala
Cara Menghilangkan Muka Merah Akibat Cream, Atasi Iritasi Kulit
Prabowo Bebaskan Rakyat Pilih Pemimpin Terbaik di Pilkada 2024
Usai Nyoblos Pilkada 2024, AHY Langsung Meluncur ke Comment Center DPP Demokrat
Cara Menghilangkan Mual saat Hamil, Salah Satunya Ubah Pola Makan
Calon Wali Kota Depok Supian Suri Yakin Raih Suara 60 Persen
Cara Menghilangkan Milia di Wajah dengan Ampuh, Lakukan Hal Berikut Ini
Ulama Amerika Nouman Ali Khan Kunjungi Pabrik Paragon, Ingatkan Pentingnya Seimbangkan Ibadah dan Kerja di Khotbah Jumat
Minuman Legendaris Dawet Telasih Khas Solo
Kenapa Gula Berbahaya? IDAI: Karena Tidak Dianggap Berbahaya
Paslon Pilkada dan Tim Sukses Sebar Hoaks, Bawaslu Terapkan Tindakan Tegas