Liputan6.com, Pangkalan Bun - Di hari ke-11 pencarian, tim SAR gabungan akhirnya menemukan bagian ekor AirAsia QZ8501 yang tergeletak di dasar Laut Jawa, yang menjadi petunjuk keberadaan black box atau kotak hitam pesawat.
Sementara, kotak hitam diyakini menjadi kunci untuk mengungkap misteri detik-detik terakhir pesawat yang dipiloti Kapten Iriyanto itu, sebelum akhirnya jatuh ke Selat Karimata, Minggu 28 Desember 2014.
Selain menemukan kotak hitam, tim terus berupaya keras untuk menemukan pecahan besar badan pesawat tipe Airbus A320-200. Diduga, ada sejumlah penumpang yang masih terjebak di dalamnya.
Untuk menemukan badan pesawat, tim SAR gabungan akan menurunkan automatic unmanned vehicle -- yang mirip kapal selam namun tanpa kabel dan tanpa awak, yang dilengkapi sensor.
"Itu untuk mencari bagian besar pesawat tersebut," ucap Direktur Operasional dan Pelatihan Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Pertama TNI SB Supriyadi dalam jumpa pers di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (7/1/2015).
Supriyadi mengatakan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan dan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo yang turut meninjau ke Posko Utama Pangkalan Bun ini.
Koordinasi tersebut membahas apa yang akan dilakukan jika pecahan besar badanpesawat berhasil ditemukan. Mengingat, 6 kapal SAR sudah ditugaskan melakukan penyisiran di 2 nautical mile sekitar lokasi penemuan ekor pesawat.
"Sekiranya nanti 6 kapal SAR yang di lokasi itu sudah menemukan bodi yang besar maka untuk mengangkat benda-benda besar itu, selain gunakan crane, juga menggunakan subservice vehicle, yaitu alat yang mampu mengangkat benda sampai 200 ton. Sekarang alatnya sudah di Batam. Diminta mendekat," ujar dia.
Bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan di di zona tambahan 2 kawasan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Penemuan bagian ekor pesawat itu dipastikan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo.
Sekitar pukul 05.00 WIB, Kapal Geosurvei melaporkan ke Basarnas terkait temuan objek di dasar laut. Kemudian pemindai sonar mengonfirmasi objek dengan dimensi 10x5x3 meter. Gambar obyek lalu diyakinkan kembali dengan instrumen eco-sounder sekitar pukul 08.00 WIB.
Setelah itu, Robotic Otomatic Vehicle (ROV) diminta untuk terjun dan melihat dari dekat objek ke-12 yang telah ditemukan itu. Setelah dipotret, ada tanda khusus yang menunjukan objek itu adalah bagian ekor pesawat.
Pukul 10.30 WIB Soelistyo mendapat gambar fotonya. Di mana terdapat tulisan 'AX' dan 'Air'. 2 tulisan itu yang membuat kesimpulan Basarnas bahwa itu bagian dari ekor Pesawat AirAsia QZ8501. (Ein)
Setelah Ekor Ditemukan, Tim SAR Cari Badan Pesawat AirAsia
Tim berusaha menemukan pecahan besar badan pesawat tipe Airbus A320-200. Diduga, ada sejumlah penumpang yang masih terjebak di sana.
diperbarui 07 Jan 2015, 19:14 WIBDiterbitkan 07 Jan 2015, 19:14 WIB
Tim surveyor menemukan puing berukuran 10 x 5 x 3 meter di dasar laut dekat titik jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, Selat Karimata, Rabu (7/1/2015).(Dokumentasi TNI)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 Liga InternasionalHasil Liga Champions: 3 Wakil Italia Berjaya
6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu Voter Fatigue dalam Pilkada 2024, Jangan Terjebak
Grand Indonesia Kebakaran, Penyebabnya Diduga Hubungan Arus Pendek Listrik
15 Tips Makanan Sehat untuk Menjaga Kesehatan Tubuh
Potret Song Hye Kyo Tampil Fresh di Usia 43 Tahun
Cagub Banten Andra Soni Menang Telak di TPS Kediamannya
VIDEO: Diterjang Banjir, Warga Pekalongan Tetap Antusias ke TPS
Siapa Saja Anggota Bali Nine yang Akan Dipindahkan ke Penjara Australia?
Mall Grand Indonesia Kembali Beroperasi Pasca-Kebakaran Restoran, Pastikan Tak Ada Korban
Kelompok Kartel Narkoba Gunakan Kripto Tether untuk Cuci Uang
HOG Indomobil Jakarta Chapter Rayakan HUT Pertama dengan Komitmen Utamakan Keselamatan Berkendara
Sinopsis Moana 2, Kembali Berpetualang di Lautan Lepas Bersama Sang Dewa
Hasil Quick Count LSI Denny JA Pilkada Jakarta 90%: RIDO 39.50%, Dharma-Kun 10.63%, Pramono-Rano 49.86%