Terus Beroperasi, KBRI di Yaman Akan Dipindahkan ke Lokasi Aman

Pemilihan Wisma Indonesia sebagai tempat operasional KBRI, karena tempat ini dinilai cukup aman dari konflik di Yaman.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 31 Mar 2015, 18:11 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2015, 18:11 WIB
Yaman Minta Bantuan di Ambang Perang Saudara
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Meski Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman masih beroperasi, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan akan melakukan langkah lanjutan, jika situasi akibat konflik di negara itu terus memburuk.

Kemungkinan besar langkah yang diambil adalah memindahkan operasional KBRI. Yakni pemindahan dari kantor KBRI ke Wisma Indonesia, yang letaknya tak jauh dari gedung kedutaan.

"Kedubes sampai sekarang masih beroperasi di Sanaa. Tapi kalau keadaan tidak memungkinkan, kami akan pindahkan ke Wisma KBRI," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Selasa (31/3/2015).

Iqbal menjelaskan, pemilihan Wisma Indonesia sebagai tempat operasional bukan tanpa alasan. Sebab, tempat ini dinilai cukup aman dari konflik yang tengah berkecamuk di negara yang memiliki 200 pulau itu.

Di samping pemindahan operasional KBRI Sanaa ke Wisma Indonesia, kata Iqbal, tempat kerja Duta Besar Indonesia untuk Yaman Wajid Fauzi juga akan dipindahkan.

"Nanti dubes kita juga akan dipindahkan ke Salalah, di perbatasan Oman. Dia nanti akan mengendalikan KBRI dari sana. Jadi, KBRI kita masih beroperasi, tapi di tempat yang lebih aman," tandas Iqbal.

Data Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyebutkan, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mereka mayoritas bertempat tinggal di Selatan Yaman, yang kondisinya lebih kondusif.

Di negara berpenduduk 23 juta jiwa itu, 2.626 di antaranya sebagai mahasiswa. Sedangkan pekerja profesional di bidang perminyakan 1.488 orang, 45 lainnya merupakan staf kedutaan Indonesia.

Konflik di Yaman memanas ketika pemberontak Houthi mulai beraksi, merebut sejumlah wilayah di negara tersebut. Kelompok Houthi diduga dibeking mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang sebelumnya digulingkan. (Rmn/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya