Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara soal langkah pemblokiran oleh pihaknya terhadap sejumlah situs online yang diduga membawa paham radikal.
Dia membantah masih banyak protes yang diarahkan pada kementeriannya atas pemblokiran tersebut. Menurut dia, hanya pemimpin redaksi dan wakil pemimpin redaksi dari 7 situs yang meminta klarifikasi atas aksi pemblokiran tersebut.
"‎Masih banyak (pihak yang protes pemblokiran) tuh siapa? Siapa? Yang ikut itu kemarin kan 7 (situs yang diblokir), tujuh juga kita kasih kesempatan kok," kata Rudi di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (2/4/2015).
"Kalau memang mereka-mereka nggak (terbukti menyebar paham radikal), ya nggak masalah," imbuh dia.
Namun Rudi mengaku belum mengetahui soal ada atau tidaknya izin dari Dewan Pers pada masing-masing situs tersebut. Dia mengatakan, salah satu faktor yang membuat jajarannya kesulitan melacak pemilik situs adalah mayoritas laman tersebut menggunakan domain dot (.) com.
"Kebanyakan mereka memang menggunakan dot-com. Kalau dot-com itu kan kita juga nggak tahu. Kita juga imbau dot-id. Kalau dot-id itu kan enak, kita juga bantu kok pendaftarannya di Pandi (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). Ini kan kita juga jadi enak, tahu di dalamnya (pengelolanya) siapa," tutur Rudi.
Untuk meredam pro dan kontra pemblokiran tersebut, Rudi mengaku telah membentuk ‎tim panel ahli dalam menangani konten negatif. Tim tersebut, menurut dia, akan menanggapi masukan dari berbagai kalangan masyarakat dan organisasi terkait adanya situs bermuatan negatif.
"Nah agar governance-nya lebih bagus saya sudah tanda tangan kepmen (keputusan menteri) untuk membentuk panel, terdiri dari tokoh masyarakat dan para ahli. Mereka yang akan memberikan penilaian dan rekomendasi," ujar Rudi.
Dia menyebutkan, tim panel terdiri dari perwakilan ormas muslim dan pers. "Ini di dalam panel tersebut ada Pak Bagir Manan (Ketua Dewan Pers), juga masuk di panel Gus Solah (Salahuddin Wahid), Din Syamsuddin, Sam Bimbo. Ini Biar governance-nya lebih bagus transparan, fair, dan sebagainya," pungkas Rudi. (Ndy)
Kominfo Bentuk Tim Panel Pemblokiran Situs Radikal
Tim panel ini terdiri dari perwakilan ormas muslim dan pers.
diperbarui 02 Apr 2015, 20:29 WIBDiterbitkan 02 Apr 2015, 20:29 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Korlantas Polri Siapkan 17 Aplikasi untuk Tangani Kecelakaan Selama Libur Nataru
8 Kali Pemuncak Klasemen Liga Inggris di Natal Gagal Rebut Gelar Juara, Liverpool Paling Sering
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Wolverhampton vs Manchester United 27 Desember 2024, Segera Dimulai
Kaleidoskop Cirebon 2024: Viral Film Vina Cirebon, Jalan Panjang Keluarga Mencari Keadilan
Hasil Liga Inggris Chelsea vs Fulham: Comeback Fantastis di Stamford Bridge, The Blues Kalah Dramatis
Revitalisasi Produksi Garam di Indramayu, KKP Bakal Usul Anggaran Rp 500 Miliar
Komisaris dan Direksi Pertamina PN Keliling Tinjau Kondisi BBM hingga LPG di Regional JBB
Isi Libur Natal 2024 di Jakarta, 19 Ribu Wisatawan Padati Monas
Promo Jenius 2024-2025, Simak Panduan Lengkap Dapatkan Cashback dan Diskon Menarik!
Link Live Streaming Liga Inggris Liverpool vs Leicester City, Jumat 27 Desember 2024 Pukul 03.00 WIB di Vidio
67 Napi di Lampung Dapat Remisi Khusus Natal 2024, Tak Ada yang Langsung Bebas
Ciri-Ciri Orang Tidak Ikhlas Diungkap Buya Yahya, Bisa Dikenali dengan Cara Ini