Ketua MPR: Sila ke-4 Pancasila Maknanya Sudah Menjauh

Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai, semakin minimnya pengetahuan tentang Pancasila, membuat masyarakat kehilangan roh kebangsaan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Apr 2015, 03:59 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2015, 03:59 WIB
Diskusi Buku "Kebudayaan dalam Politik"
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan pandangannya saat menjadi pembicara dalam bedah buku "Kebudayaan dalam Politik" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (11/3/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan angkat bicara, terkait mulai lunturnya ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semakin minimnya pengetahuan tentang Pancasila, membuat masyarakat mulai kehilangan roh kebangsaan.

"Kita mulai kehilangan roh kebangsaan kita, Pancasila sebagai ideologi bangsa. Kita mulai jauh dari Bhineka Tunggal Ika," kata Zulkifli dalam acara deklarasi Gema Gong Pancasila di Halaman Patung Hari Kesetiakwanan Sosial Nasional (HKSN), Senen, Jakarta Pusat, Minggu (5/4/2015) malam.

Dalam sambutannya, Zulkifli juga menyinggung terkait minimnya pengetahuan masyarakat sila ke-4 Pancasila. Padahal, sila ke-4 ini dapat menjadi pedoman masyarakat dan pemerintah dalam pengambilan keputusan.

"Sekarang ini sila yang ke-4, 'Permusyawaratan dan Perwakilan' kini maknanya sudah jauh. Sekarang berganti, 1 orang 1 suara, sedikit-sedikit votting. Padahal kita tahu, kita ini putih. Tapi dengan votting bisa berubah jadi hitam," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Tak hanya itu, Zulkifli juga menyinggung perselisihan antara eksekutif dengan legislatif dalam membahas suatu kebijakan. Ketua Umum PAN ini pun mencontohkan, kisruh pembahasan APBD yang kini tak kunjung selesai antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan DPRD.

"Gubernur dengan DPRD berkelahi dan saling lapor. Pemilihan walikota, yang menang jalan daerahnya diaspal, yang kalah tidak diaspal," sindir dia.

Zulkifli pun berharap, seluruh lapisan masyarakat agar kembali kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Apalagi, di usia Indonesia yang hampir menuju ke-70 tahun.

"Seharusnya masalah-masalah soal keadilan sudah selesai bagi kita. Kalau hanya MPR yang mendorong Pancasila, Bhinneka Tungal Ika, dan UUD 1945 tidak akan berhasil. Kalau tidak dengan dibantu dengan kita-kita semua," tandas Zulkifli. (Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya