Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, eksekusi terpidana mati kasus narkoba dari berbagai negara akan dilaksanakan sesuai prosedur hukum.
"Ada prosedur dan proses hukum yang harus diikuti yang saya tidak mau campuri, itu urusan waktu saja," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Jokowi mengatakan, jika ada kesan eksekusi mati tertunda, itu karena ada proses hukum yang memang harus dilalui semua terpidana.
Jokowi menegaskan, proses hukum tidak masuk dalam kewenangan presiden. Dia memilih tidak melakukan intervensi apapun terhadap proses hukum para terpidana yang sedang berjalan.
Wilayah dan kewenangan presiden, kata Jokowi, hanya sampai pada permohonan grasi dari para terpidana mati, yang semuanya telah ditolak.
"Sudah saya sampaikan berkali-kali, kita perang terhadap narkoba," tegas mantan Walikota Solo itu.
Tidak Ada Pertimbangan Politik
Jokowi membantah eksekusi terhadap 11 terpidana mati kasus narkoba belum bisa dilaksanakan lantaran ada pertimbangan politik. Banyak warga negara Indonesia (WNI) yang sedang terancam hukuman mati di luar negeri.
"Tidak ada, itu kedaulatan hukum kita dan kedaulatan hukum mereka yang harus kita hormati," tegas Jokowi.
Menurut mengatakan tidak gentar, meski mendapatkan tekanan dari berbagai pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau pun Amnesti Internasional. Indonesia harus tegas menegakkan hukum terkait narkoba.
Jokowi mencatat, di Indonesia setiap hari ada 50 orang yang meninggal dunia karena narkoba, sehingga dalam setahun jumlahnya mencapai 18.000 orang. Fakta ituu menunjukkan di Tanah Air dalam keadaan darurat narkoba.
Kejaksaan Agung sudah mengeksekusi mati 6 terpidana kasus narkoba pada 18 Januari 2015. Ada 11 terpidana mati lain yang terdiri atas 8 terpidana mati kasus narkoba, dan 3 terpidana kasus pembunuhan. (Ant/Rmn/Sss)
Jokowi: Eksekusi Mati Terpidana Narkoba Hanya Soal Waktu
Presiden Jokowi membantah eksekusi 11 terpidana mati kasus narkoba belum bisa dilaksanakan, lantaran ada pertimbangan politik.
Diperbarui 20 Apr 2015, 19:15 WIBDiterbitkan 20 Apr 2015, 19:15 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Mengetahui Ukuran Baju dari Berat Badan: Panduan Lengkap
Infografis Ratusan WNI Jadi Korban Modus Kejahatan Online Scam di Myanmar
Tips Mudik Lebaran Bagi Bayi agar Aman dan Nyaman
Harga Emas Antam Cetak Rekor Termahal Lagi Hari Ini, Simak Rinciannya!
Rombak Lini Depan di Bursa Transfer, Liverpool Siap Jual Diogo Jota
Bayar Pajak Kendaraan di Jabar Kini Bisa Dicicil, Begini Caranya
6 Potret Ganindra Bimo Nonton Timnas di Australia, Heboh Bareng Suporter Indonesia
Indosiar dan SCTV Sukses Rebut Hati Pemirsa di Ramadan 2025, AKSI Jadi Program Non Drama Favorit
Ragam Hoaks Seputar Pertamina, dari Gas Elpiji hingga BBM
Drakor When Life Gives You Tangerines Diharapkan Dongkrak Pariwisata Pulau Jeju
Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Kepala Daerah Jaga Arus Mudik dan Stabilitas Harga Pangan
Beli Tiket Bus & Shuttle untuk Mudik Lebaran di AgenBRILink: Mudah, Praktis, Tanpa Ribet!