Liputan6.com, Jakarta - Posisi tawar Indonesia semakin meningkat usai menjadi tuan rumah Peringatan ke-60Â Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung di Jakarta dan Bandung. Dunia internasional menjadi lebih tahu bahwa kondisi Tanah Air yang kondusif dapat dijadikan salah tujuan investasi bagi negara lain, khususnya peserta KAA.
Namun, iklim investasi yang sudah kondusif ini masih tergantung pada kondisi politik Tanah Air yang hingga kini belum terlalu bagus dan dapat mengurangi minat investor ke Indonesia.
"Kita punya banyak hal untuk menaikkan posisi tawar kita. Tapi masalah politik (dalam negeri) tidak selesai-selesai. Padahal kepentingan luar negeri bergantung pada kepentingan nasional," ujar pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/4/2015).
Indonesia yang saat ini dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menurut Adriana, sudah semakin baik. Khususnya dalam perubahan paradigma pembangunan yang sebelumnya hanya menekankan pembangunan darat, Jokowi sudah mulai serius memperhatikan kawasan maritim.
"Paradigma kita masih pembangunan di darat, bukan di laut. Tapi ketika kita sudah tahu arah kita, dan Jokowi sudah menegaskan pembangunan maritim, tinggal lagi bagaimana mengarahkan mau ke mana," ucap dia.
Sedangkan mengenai peran Indonesia dalam penyelenggaraan KAA yang baru saja usai, meski isu mengenai kemandirian negara peserta saat ini masih jauh dari harapan. Namun pada dasarnya, menurut Adriana, Indonesia telah berhasil memberi pandangan akan semangat KAA.
"Konferensi Asia Afrika dan Dasasila ini masih relevan. Soal kemandirian juga masih relevan, meskipun kemandirian itu belum terlihat semua. Kita bisa hitung berapa negara yang sudah bisa mandiri, termasuk kita. Indonesia saja masih butuh banyak investor guna pembangunan ini. Dan ini yang menjadi persoalan di segi kemandirian ekonomi," pungkas Adriana. (Ado/Sss)
Pengamat: Kondisi Politik Pengaruhi Posisi Tawar Indonesia
Situasi kondusif saat ini masih tergantung pada kondisi politik yang hingga kini belum terlalu bagus dan dapat mengurangi minat investor.
diperbarui 25 Apr 2015, 12:44 WIBDiterbitkan 25 Apr 2015, 12:44 WIB
Presiden Jokowi memberikan pidato penutupan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika 2015 di JCC Jakarta, Kamis (23/4/2015). Dalam konferensi tersebut disepakati tiga poin kesepakatan antar negara-negara Asia-Afrika. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tips Upgrade Diri: Panduan Lengkap Menjadi Versi Terbaik Dirimu
Hukum Jabat Tangan Dengan Wanita Tua yang Bukan Muhrim, Begini Penjelasannya
Timnas Indonesia Kalah di Stadion Manahan, Vietnam Justru Cetak Banyak Gol dalam Laga Terakhir Grup B Piala AFF 2024
Timnas Indonesia yang Bermain dengan 10 Pemain Kalah Dari Filipina di Piala AFF 2024, Gagal Lolos Semifinal
Data Terbaru Rank FIFA Timnas Indonesia Selama di Piala AFF 2024
Koji Takasaki, Wasit Indonesia vs Filipina, Belum Pernah Pimpin Pertandingan Internasional
Klasemen Piala AFF 2024 usai Timnas Indonesia vs Filipina: Garuda Ulang Rekor Buruk 2018
Mimpi Istri Digigit Ular Menurut Islam: Tafsir dan Maknanya
Hasil Piala AFF 2024 Timnas Indonesia vs Filipina: Dihukum Kartu Merah dan Penalti, Garuda Gagal ke Semifinal
Rombongan Presiden Prabowo Beri Jalan Ambulans, Banjir Pujian dan Sesuai Aturan Prioritas Kendaraan
Tingkatkan Minat Baca, Dinas Perpustakaan dan Arsip Gunungkidul Hadirkan Berbagai Program Inovatif
Feast Sukses Buka Hari Pertama Big Bang Festival 2024 dengan Aksi Memukau