Survei: Jokowi Belum Mandiri dalam Mengambil Keputusan

Alasannya, masyarakat masih menganggap keputusan yang diambil Jokowi‎ mendapat pengaruh dari partai pengusung pasangan Jokowi-JK tersebut.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 10 Mei 2015, 17:07 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2015, 17:07 WIB
Megawati
Megawati Soekarnoputri diapit Jokowi dan Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum mandiri dalam mengambil keputusan. Hal itu tercermin dari 60,7% responden yang menilai Jokowi masih mendapatkan pengaruh dari partai pengusung.

"Sementara, 12,4% masyarakat menyatakan Jokowi sudah mandiri sebagai presiden dalam mengambil keputusan dan 26,9% masyarakat menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," ujar peneliti Kedai Kopi, Hendri Satrio, di Jakarta, Minggu (10/5/2015).

Karena itu, lanjut Hendri, sebagian responden berharap Jokowi menjaga jarak dari PDI Perjuangan. Alasannya, masyarakat masih menganggap keputusan yang diambil Jokowi‎ mendapat pengaruh dari partai tersebut.

"34,4% masyarakat berharap Jokowi sebaiknya menjaga jarak dari PDIP. 32,2% Sebaiknya berhubungan baik, dan 33,4% tidak jelas," ujar dia.

Survei juga menunjukkan pola komunikasi dan koordinasi yang dilakukan Jokowi dengan kementerian dirasa sudah baik. Namun, komunikasi dengan rakyat dirasakan kurang.

Padahal, 41,3% responden menganggap faktor dukungan publik merupakan ‎faktor utama yang paling mempengaruhi bertahannya pemerintahan Jokowi-JK selama 5 tahun ke depan.

"Pemilih masih melihat Jokowi sulit melepaskan pengaruh dari partai pengusung. Sikap Jo‎kowi yang menjaga jarak dengan PDIP akan diapresiasi oleh pemilih. Sebagai presiden, Jokowi diharapkan dapat independen dalam mengambil keputusan," tandas Hendri.

Survei dilakukan terhadap 450 responden dengan margin of error 4,62 persen. Pemilihan sample dilakukan dengan probability sampling menggunakan metode multistage random sampling dengan memerhatikan proporsi antara jumlah sample dengan jumlah pemilih di 45 kelurahan di‎ Jabodetabek.

Proses pengumpulan data dilaksanakan dalam periode 24-30 April 2015, melalui wawancara tatap muka. (Ado/Yus)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya