Vinsensius Nurak Penakluk Lahan Tandus di NTT

Vinsensius merupakan seorang petani yang menyulap lahan gersang di Kefamenanu, NTT, menjadi lahan hijau.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Mei 2015, 01:05 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2015, 01:05 WIB
Vinsensius Nurak Profil dan peraih penghargaan LIA 2015
Vinsensius Nurak Profil dan peraih penghargaan LIA 2015

Liputan6.com, Jakarta - Vinsensius Nurak menjadi pemenang Liputan 6 Awards SCTV 2015 dalam kategori lingkungan hidup. Dia menyingkirkan 4 saingannya yaitu Al Aswandi, Herman Sasia, Pipin Suryana, dan Saidah.

Pengumuman pemenang Liputan 6 Awards berlangsung di Studio Indosiar, Jakarta, Rabu (20/5/2015). Ada 8 juri dalam pemilihan pemenang itu. Mereka adalah Komarudin Hidayat, Ilham Akbar Habibie, Abdee Negara, Rhenald Kasali, Erna Witoelar, Daniel Dhakidae, Harsiwi Achmad, dan Imam Sudjarwo.

Vinsensius merupakan seorang petani yang menyulap lahan gersang di Kefamenanu, NTT, menjadi lahan hijau. Hutan itu memiliki 6 ribu hektare.

Sebelumnya masyarakat bertani dengan cara tebang bakar dan berpindah. Akibatnya selain tidak membuat lahan lebih baik, penduduk setempat juga sempat dilanda krisis pangan.

Pria jebolan sarjana pertanian Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, ini tergerak memberi alternatif bertani secara intensif. Dia melatih para petani untuk membuat kebun tetap dan melatih budidaya lahan kering.

Vinsensius tidak sendirian. Bersama dua rekannya sesama alumni Undana menggandeng 3 petani mendirikan yayasan Mitra Tani Mandiri pada 1997. Dia mengajarkan para petani di daerah dekat mata air untuk menanam sayur dan jagung, atau menanam kacang di daerah lahan kering dan menanam padi saat musim hujan.

Kepada para petani, ia mengenalkan sistem agroforestri atau wanatani. Tanaman keras seperti pohon mahoni, pohon jati, pohon kemiri ditanam sebagai hutan rakyat. Mereka juga mengembangan ternak untuk mendapat sumber pendapatan serta menghasilkan pupuk kandang.

Pola itu dikembangkan sebagai bagian dari pola wanatani dan sebagai upaya konservasi tanah.

Kini apa yang sudah dikerjakan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Setelah 19 tahun mendampingi petani, jerih payahnya pun berbuah hasil. Hutan rakyat kian lebat dan produktif. Daerah tutupan atau kanopi hutan berupa tanaman jati, mahoni semakin rimbun.

Pohon kemiri hasilnya juga sudah bisa dipanen. Kini hutan yang semakin hijau menjadi resapan air dan mata air yang terus mengalir bermanfaat untuk pertanian dan budi daya ikan.

Bagi Vinsensius, lahan tandus bukan halangan. Jika diolah dengan baik dan benar, lahan itu bisa menghasilkan emas. Masyarakat kini benar-benar merasakan hasil dan manfaatnya.

Dalam ajang ini, ada 8 juri yang memilih pemenang Liputan 6 SCTV Award. Mereka adalah Komaruddin Hidayat, Ilham Akbar Habibie, Abdee Negara, Rhenald Kasali, Erna Witoelar, Daniel Dhakidae, Harsiwi Achmad, dan Imam Sudjarwo. (Ali/Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya