Liputan6.com, Jakarta - Pengacara senior Adnan Buyung Nasution datang melayat ke kediaman almarhum Benjamin Mangkoedilaga di bilangan Jakarta Selatan. Benjamin yang merupakan mantan Hakim Agung itu tutup usia karena sakit jantung.
"Saya amat berduka dan merasa kehilangan," kata Adnan di rumah duka Jalan Kavling Polri Nomor 36 B, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/2015).
Adnan mengatakan, dirinya mengenal sosok Benjamin sebagai orang yang berani menegakkan hukum di zaman Orde Baru. Di mana saat itu Presiden Soeharto dikenal pemimpin yang otoriter. Saat itu, Benjamin menjadi majelis hakim soal kasus pembredelan Majalah Tempo oleh pemerintah.
Advertisement
"Beliau kan majelis hakimnya. Beliau adalah sosok yang berjuang demi demokrasi. Almarhum luar biasa. Tanpa gentar sedikitpun berani menentang putusan presiden (soal kasus pembredelan) di mana saat itu menterinya Pak Harmoko," ungkap Adnan.
Menurut Adnan, dia terlebih dahulu mengenal sosok ayahanda Benjamin. Kepada ayah Benjamin-lah, Adnan mengaku sering belajar soal hukum.
"Saya itu lebih senior dari dia. Saya banyak belajar dari ayahnya yang seorang jaksa yang hebat. Di situlah saya banyak belajar," kata dia.
Meskipun begitu, Adnan mengungkapkan dirinya telah lama sudah tak berjumpa dengan Almarhum. Dia pun tidak mengetahui kalau almarhum sakit.
"Saya tidak tahu kalau dia sakit jantung. Terakhir ketemu itu sudah lama banget," ucap salah satu pendiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) ini.
Mantan Hakim Agung Benjamin Mangkoedilaga menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (21/5/2015) sekitar pukul 16.30 WIB. Benjamin‎ meninggal karena sakit jantung yang dideritanya.
‎
Benjamin lahir di Garut, Jawa Barat, pada 30 September 1937. Pria ini pernah menjadi Hakim Agung pada tahun 2000-2002.
‎Lulusan SMA Kolese Kanisius ini juga pernah menjadi anggota Komnas HAM dan Hakim Tinggi PT-TUN Jakarta. Dia juga pernah menjadi anggota Arbitrase Nasional, Dewan Pers, dan ‎Partnership to Support Governance Reform in Indonesia.
‎
Bejamin menikah dengan seorang perempuan bernama Roosliana. Perkawinan mereka dikaruniai 2 orang anak, yakni Mada Dewi Yustika dan Mada Dies Natalia. (Ado)