Liputan6.com, Jakarta - Pasca-penyerangan oleh ratusan Pedagang Kaki Lima atau PKL di kawasan Monas, Jakarta Pusat, anggota Satpol PP mulai memperketat pengawasan dan pengamanan di kawasan Lenggang Jakarta dan sekitarnya. Terutama pada akhir pekan.
"Jumlah personel ditambah saat akhir pekan, jadi sekitar 500. Kalau pagi 200, lalu sore dan malam 300. Semuanya berjaga di setiap pintu masuk, memastikan tidak ada PKL yang berjualan di kawasan Monas," kata Kapala Satuan Satpol PP Kota Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi saat dihubungi di Jakarta, Minggu (21/6/2015).
Yadi menjelaskan, dalam setiap penertiban PKL, pihaknya tetap mengutamakan pendekatan persuasif terlebih dulu. Dia menduga para PKL yang kemarin sempat mengamuk adalah para PKL yang kerap ditertibkan anak buahnya.
Ia menilai, para PKL tersebut tidak perlu lagi diberikan sosialisasi. Sebab pihaknya sudah sering kali memberikan peringatan agar tidak berjualan di kawasan Monas.
"Ini PKL yang tidak bisa diajak bicara. Kalau kami harus sosialisasi ya cukup lah 2 sampai 3 pekan. Tapi kalau sudah lebih dari itu, masa harus sosialisasi lagi? Mereka sebenarnya mengerti, tapi sekali lagi, tidak bisa diajak bicara," ucap Yadi.
Yadi menambahkan, pihaknya telah menginstruksikan kepada jajarannya agar melaksanakan tugas semaksimal mungkin, dan tidak mudah tersulut tindakan anarkis.
"Kalau sampai ada tindakan anarkis ke kami, itu risiko kerja. Jadi saya sampaikan agar setiap personel jaga diri dan kekompakan," pungkas Yadi.
Ratusan Pedagang Kaki Lima atau PKL liar menyerbu kawasan wisata Lenggang Jakarta di parkir timur Monas, Jakarta Pusat pada Sabtu 20 Juni 2015. Aksi yang dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB itu membuat anggota Satpol PP dan para pedagang di lokasi tersebut kocar-kacir.
Para PKL yang membawa senjata tajam dan balok kayu ini, merusak sejumlah fasilitas umum di kawasan Lenggang Jakarta. Di antaranya kantor pengelola Lenggang Jakarta, posko pengamanan, toliet dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Aksi para pedagang liar ini diduga lantaran mereka dilarang berjualan di kawasan Lenggang Jakarta dan kawasan Monas. Pemprov DKI belakangan ini kerap menertibkan mereka di kawasan pusat Ibukota itu. (Rmn/Yus)
Pasca-Penyerangan PKL, Personel Satpol PP di Monas Ditambah
Yadi menilai, para PKL tersebut tidak perlu lagi diberikan sosialisasi. Sebab pihaknya sudah sering kali memberikan peringatan.
diperbarui 21 Jun 2015, 15:13 WIBDiterbitkan 21 Jun 2015, 15:13 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kapolri Sebut Angka Kecelakaan Arus Mudik Libur Nataru Menurun Signifikan
Fungsi PowerPoint: Panduan Lengkap Memanfaatkan Fitur Presentasi Microsoft
Usai Liburan Natal 2024, Jasa Marga Catat 163 Ribu Lebih Kendaraan Balik ke Jabotabek
Pertamina Grup Sediakan Sarana Air Bersih di Wilayah Rawan Kekeringan
VIDEO: Pria Dituduh Curi HP oleh Oknum Dokter di Palembang, Dimaki Saat Angkat Telepon Pemilik
Arti Mimpi Naik Kuda: Simbol Kekuatan dan Kebebasan
Kaleidoskop 2024: Kala Pernikahan Pangeran Abdul Mateen, Putri Kim Jong Un hingga Ulah Orang Terkaya Dunia Jadi Sorotan
Fungsi Asam Absisat pada Tumbuhan: Peran Penting dalam Pertumbuhan dan Adaptasi
Dinkes Kota Depok Ingatkan Masyarakat Waspada DBD di Musim Penghujan
7 Kebiasaan yang Harus Anda Terapkan untuk Meningkatkan Kualitas Tidur
Apa Arti Mimpi Melihat Ular: Tafsir dan Makna Mendalam
Pemerintah Pastikan Kelancaran dan Kenyamanan Arus Mudik Nataru 2024/2025