Pleno Diskors, Panitia Anggap Muktamar NU Tak Terlalu Melenceng

Kericuhan yang mewarnai rapat pleno Muktamar NU dianggap masih dalam batas kewajaran.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Agu 2015, 05:39 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2015, 05:39 WIB
Muktamar NU
Saifullah Yusuf dan Imam Aziz memberikan keterangan pers di media center Muktamar ke-33 NU di Jombang, Minggu (2/8/2015). (www.muktamarnu.com)

Liputan6.com, Jombang - Panitia Nasional Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) mengemukakan jadwal pelaksanaan kongres besar kaum nahdiyin di Jombang, Jawa Timur tersebut tidak akan terganggu akibat penundaan sidang pleno yang membahas tata tertib pada Minggu malam 2 Agustus 2015.

"Tidak akan terganggu terlalu signifikan gangguan skorsing pleno tata tertib malam ini sampai besok, jika terganggu jadwal paling molor setengah hari," ucap Panitia Nasional Penanggung Jawab Sidang Komisi Bahtsul Masail, Mujib Qulyubi di Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8/2015) dini hari.

Terkait dengan ricuhnya pembahasan tata tertib pada Sidang Pleno I Muktamar ke-33 NU kali ini, Mujib mengatakan hal ini masih dalam batas kewajaran dan suatu hal yang biasa dalam berorganisasi.

"Debat-debat dan pengutaraan argumen tersebut adalah sesuatu yang biasa dalam NU yang menandakan dinamisnya organisasi ini," tutur Mujib.

Dia juga mengatakan kondisi panas seperti ini nantinya juga akan mereda dan tidak akan berkembang menjadi semakin melebar terlebih jika para kiai dan sesepuh dari NU sudah terlibat.

"Saya yakin nanti akan mereda karena dibalik proses yang lahiriah ini akan berkurang bahkan hilang jika kiai sepuh sudah turun tangan di dalam muktamar memang selalu seperti ini, alot," pungkas Mujib.

Sebelumnya, rapat pleno pembahasan tata tertib pada Minggu malam yang dipimpin oleh KH Slamet Effendi Yusuf, ditunda karena alotnya pembahasan ahlul halil wal aqdi (Ahwa) yang tertuang dalam Pasal 19 Tata Tertib Muktamar ke-33 NU.

Pasal tersebut menyebutkan pemilihan rais aam dilakukan melalui sistem musyawarah mufakat secara terbatas atau Ahwa. Pembahasan pasal tersebut, dipenuhi oleh penyampaian pandangan dan pendapat mengenai aplikasi sistem Ahwa dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur.

Namun akibatnya pembahasan menjadi bertambah lama dan dan kurang kondusif sehingga diskors pada pukul 23.15 WIB. "Karena waktu tidak memungkinkan untuk meneruskan membahas ini dan dikhawatirkan berubah menjadi tidak kondusif maka kami memutuskan untuk menunda pembahasan sampai besok (Senin 3 Agustus 2015)," ujar KH Slamet Effendi saat menunda rapat pleno Muktamar NU. (Ant/Ans/Dan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya