Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tampaknya sudah muak dengan tingkah laku para preman 'berbungkus' ormas di Jakarta.
Menurut pria yang karib disapa Ahok itu, para preman sengaja bergabung dengan organisasi pemuda atau membuat organisasi baru. Fungsinya, kata Ahok, bukan untuk membuat wadah berkumpul, tapi untuk melegitimasi tindak kriminal yang mereka lakukan.
"Saya tidak ingin lagi ormas jadi jagoan di Jakarta. Nyerbu mal, berantem-berantem," kata Ahok saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Balaikota, Jakarta, Jumat (7/8/2015).
Advertisement
"Jangan lagi ada yang berlindung di balik baju ormas. Kalau mau jadi jagoan masuk TNI-Polri sekalian gitu lho. Bandel-bandel sekalian," imbuh dia.
Karena itu, mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan akan terus menguatkan kerja sama Pemprov DKI Jakarta dengan TNI-Polri. Sehingga tidak ada lagi orang yang berlindung di balik oknum TNI-Polri untuk melegalkan perbuatannya.
"Pak Tito (Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian) ini cerdas, punya otak dan otot artinya punya nyali. Tangkapin calo, preman tangkapin, bekerja dengan baik. Sayang kalau ormas pemuda berhadapan dengan kami dengan senjata api resmi," ujar Ahok.
Ahok mengingatkan pada KNPI DKI Jakarta agar tidak ada satu pun ormas yang bernaung di bawahnya terlibat aksi premanisme. Kalau itu terjadi, seluruh alokasi anggaran akan dihentikan.
"Kalau mau berantem, saya sampaikan pada Kepala Dinas Pemuda Olahraga, satu sen pun uang jangan dikasih tahan saja. Duit APBD kok, kantor punya DKI tahan saja," pungkas Ahok. (Ndy/Sss)