Kabut Asap Pekat, Jasa Travel Laris Manis

Armada travel selalu dipenuhi penumpang, namun jasa pengantaran barang merugi selama kabut asap menyelimuti Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 29 Sep 2015, 13:32 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 13:32 WIB
Kota Jambi Masih Disesaki Kabut Asap Pekat
Kondisi sesak kabut asap ini sudah cukup lama mengganggu aktivitas keseharian warga.

Liputan6.com, Jambi - Sudah hampir 2 bulan terakhir kabut asap menjadi pemandangan sehari-hari di Kota Jambi. Warga umumnya dirugikan, namun ada sebagian yang mendapat berkah, salah satunya pelaku angkutan darat (travel) khususnya jurusan Kota Jambi-Palembang.

Dari pantauan Liputan6.com, hampir setiap hari loket-loket travel jurusan Kota Jambi-Palembang banyak dipenuhi calon penumpang dari pagi hingga beranjak malam. Salah satunya adalah PO. TOP, jasa travel di kawasan Simpang Kawat ini selalu kebanjiran penumpang khususnya sejak satu bulan terakhir saat kondisi kabut asap makin pekat.

"Hampir selalu penuh, bahkan kadang tiket habis karena banyaknya calon penumpang dari Jambi menuju Palembang maupun sebaliknya," ujar Abdul (40) salah seorang sopir PO. TOP di Jambi, Selasa (29/9/2015).

Dalam sehari Abdul mengaku minimal 2 kali pulang pergi dengan angkutan minibus yang dioperasikan, dan selalu penuh penumpang. Menurut dia, sebagian besar penumpang banyak yang meminta diturunkan di Bandara Sultan Mamud Baddarudin II, Palembang.

"Karena selama ini kan Bandara Sultan Thaha Jambi sering tutup karena kabut asap. Jadi banyak calon penumpang yang memilih terbang melalui Palembang," jelas Abdul.

Santi (28), salah seorang petugas loket, menyebutkan biaya satu kali perjalanan Jambi-Palembang Rp 155.000. Penumpang yang turun di Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II, dikenai tambahan ongkos Rp 50 ribu.

Tak seperti jasa angkutan umum, kerugian dialami jasa pengiriman barang. Kepala Cabang (Kacab) JNE Jambi, Edawaty Hui, mengatakan seluruh operasi pengiriman baik dari keluar maupun masuk Jambi harus dialihkan melalui Palembang, Sumatra Selatan.

"Sudah hampir satu bulan ini kami alihkan dari Palembang karena kabut asap, sehingga pengiriman barang tidak bisa masuk melalui bandara di Jambi," ujar Edawaty.

Edawaty mengaku kerugian dialami karena waktu pengiriman terjadi keterlambatan satu hari. Belum lagi ongkos operasional Jambi-Palembang.

Wakil Kepala Pos Jambi, Yudi Bayu Wardhana, mengatakan pengalihan pengiriman melalui Palembang juga berlaku di PT. Pos Jambi. "Sudah sejak 5 September kami alihkan melalui bandara di Palembang," ujar Yudi.

Meski mengaku tidak ada kerugian secara omset akibat kabut asap, Yudi menyatakan ada penurunan jumlah pengiriman barang, khususnya yang keluar dari Jambi. "Rata-rata perhari ada 500 pengiriman. Namun sekarang antara 300-400 pengiriman sejak kabut asap melanda," katanya. (Hmb/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya