Jadi Tersangka Pembunuhan Salim Kancil, Kades Terancam Dipecat

Terkait balaidesa yang diduga dijadikan sebagai tempat pembunuhan Salim Kancil, Tjahjo menyatakan, pihaknya telah menegur Pemkab Lumajang.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 01 Okt 2015, 18:49 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2015, 18:49 WIB
Kades Hariono dalam Pembunuhan Salim Terancam 10 Tahun Penjara
Kades Selok Awar-Awar terancam hukuman 10 tahun penjara, karena diduga mengetahui latar belakang kasus pembunuhan Salim alias Kancil.

Liputan6.com, Jakarta - Hariono, Kepala Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan aktivis antipenambangan liar Salim Kancil. Desa ini merupakan tempat penambangan pasir yang mendapat penolakan petani, hingga menyebabkan petani Salim Kancil terbunuh dan Tosan luka parah.

Menanggapi penetapan status tersebut, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Polres Jawa Timur yang menangani kasus tersebut. Walau Hariono diduga terlibat dalam pembunuhan Salim Kancil, namun Tjahjo menungu hasil penyelidikan. ‎

"Ya tetap kita gunakan azas praduga tak bersalah, tapi dari dirjen pemerintahan umum dan politik, kami pada prinsipnya serahkan sepenuhnya ke Polda Jatim. Siapa pun yang membekingi apa pun, siapa pun yang suruh indikasinya apa, harus diusut sampai tuntas," ujar Tjahjo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (1/10/2015).

Tjahjo menegaskan, bila Hariono terbukti bersalah, maka sanksi pemecatan sebagai kepala desa (kades) dapat dikenakan. "Kami tunggu sanksi hukum dulu. Apa pun kan azas praduga tak bersalah. Kalau kades ditahan atau jadi tersangka, kan bisa digantikan, ada sekdesnya," ucap dia.

Terkait lokasi balaidesa yang diduga dijadikan sebagai tempat penganiayaan dan pembunuhan Salim Kancil, Tjahjo menyatakan, pihaknya telah menegur Pemkab Lumajang dan meminta agar ada pengawasan bagi aparatur desa di wilayah tersebut. Pihaknya hingga kini terus memantau proses hukum yang tengah berjalan.

"Ya, apa pun di wilayah itu, berarti deteksi dini tak jalan. Sekarang pada satu posisi, kami menunggu final dari Polda Jatim. Kalau itu (terus memantau) pasti. Tapi kami menunggu apa ada yang sudah ditahan. Tunggu lah sabar dulu," pungkas Tjahjo.

2 Warga Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Salim Kancil dan Tosan, diduga dianiaya segerombolan preman sekitar 30 sampai 40 orang pada Sabtu 26 September 2015.

Penganiayaan itu diduga karena Salim dan Tosan menolak tambang pasir ilegal di sekitar Pantai Watu Pecak, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Salim Kancil meninggal dunia, sedangkan Tosan mengalami luka serius dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Bahkan, Salim Kancil diduga sempat disetrum dan digergaji lehernya sebelum akhirnya meninggal di dekat pemakaman. Di tubuhnya ditemukan sejumlah luka benda tajam maupun benda tumpul. (Rmn/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya