Kepuasan Publik Menurun ke Pemerintah, Ini Tanggapan Istana

Dalam survei, tingkat kepuasan publik setahun pemerintahan Jokowi-JK menurun sebesar 57,5 persen.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 09 Okt 2015, 23:07 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2015, 23:07 WIB
20151001- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua DPR Setya Novanto di Gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/10/2015).(Liputann6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil riset Lembaga Survei Indo Barometer menunjukkan tingkat kepuasan publik setahun pemerintahan Jokowi-JK sebesar 46 persen. Angka ini menurun jika dibandingkan hasil survei Indo Barometer pada 6 bulan pemerintahan Jokowi-JK yakni 57,5 persen.

Pihak Istana pun merespons hasil survei tersebut. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai wajar hasil survei tersebut. Terlebih rentang waktu survei dilakukan saat nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS tengah mengalami pelemahan.

"Su‎rvei itu kan menunjukkan ketika survei dilakukan kalau dilihat awal September sampai dengan minggu kedua ketiga September, itu kan memang tekanan terhadap kurs rupiah sedang dahsyat-dahsyatnya. Waktu itu sampai dengan Rp 14.800, jadi kalau kemudian dilihat hanya spot saat survei dilakukan, pasti ada penurunan tingkat kepuasan pada pemerintah," ujar Pramono di Gedung Setneg, Jakarta, Jumat (9/10/2015).

‎Ia yakin, bila survei dilakukan dalam minggu ini, maka tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah Jokowi-JK akan mengalami kenaikan. "K‎alau survei dilakukan pada hari ini, di mana kurs sudah kembali pada angka kurang lebih Rp 13.400- Rp 13.500 kemudian IHSG juga mengalami penaikan, kemudian ada stabilisasi persoalan ekonomi," ucap Pramono.

Kendati demikian, Pramono turut mengapresiasi hasil survei yang dilakukan Indo Barometer. Penurunan tingkat kepuasan masyarakat akan kembali naik, terlebih masyarakat dapat melihat bagaimana pemerintah saat ini bekerja keras untuk memulihkan perekonomian dan juga berupaya menanggulangi bencana kebakaran hutan.

"Ka‎mi meyakini kalau turbulensi ini bisa diatasi dan juga persoalan asap dalam waktu dekat akan diatasi, kami yakin kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi dan pmerintahan akan naik kembali karena memang secara sungguh-sungguh bekerja dan masyarakat bisa melihat bagaimana Pak Jokowi mendedikasikan waktunya dari pagi sampai malam untuk memikirkan persoalan bangsa," ucap Pramono.

Pramono yakin publik akan kembali memberi kepercayaan kepada pemerintah seiring perubahan yang dilakukan. Walau dianggap sebagai masukan positif bagi pemerintah, politisi senior PDIP ini mengungkapkan pemerintah tidak akan berpatokan pada survei dalam menentukan kebijakan.

"Kami yakin persoalan ini kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi, pada pemerintahan akan naik kembali. Tapi s‎urvei kan tetap survei. Masa pemerintah bekerja berdasarkan survei itu? Enggak juga lah," pungkas Pramono. ‎

Hasil survei Indo Barometer menyebut terkait tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK menurun hingga 11,5 persen. Jika sebelumnya kepuasan publik terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebesar 57,5 persen, kini turun menjadi 46 persen.

"Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo saat ini sebesar 46 persen, yang tidak puas 51,1 persen. Jika dibandingkan dengan survei 6 bulan lalu, maka turun dari 57,5 persen menjadi 46 persen," terang Qodari.

Tak hanya itu, tingkat kepuasan publik terhadap Wapres JK juga menurun jika dibandingkan dengan hasil survei di semester awal. Saat ini JK hanya mendapatkan kepuasan publik sebesar 42,1 persen.

"Jika dibandingkan survei 6 bulan sebelumnya, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Wapres Jusuf Kalla turun sebesar 11,2 persen. Yakni dari 53,3 persen kini menjadi 42,1 persen," lanjut dia.

Indo Barometer secara periodik setiap 6 bulan sekali melakukan survei untuk melihat evaluasi publik terhadap kinerja pemerintah. Survei ini dilakukan pada 14-22 September 2015 di 34 provinsi dengan jumlah responden 1.200 orang dengan margin of error sebesar 3,0 persen. (Ali/Ron)‎
‎
‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya