Ketua MPR: Masyarakat Sudah Tidak Amalkan Pancasila

Menurut Zulkifli, saat musyawarah mufakat baik di organisasi atau partai politik selalu dihiasi dengan pertarungan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 02 Nov 2015, 12:03 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2015, 12:03 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan
Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima kunjungan dari DPP Projo

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengaku prihatin karena saat ini masyarakat Indonesia sudah tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Salah satu sila yang kerap dilupakan adalah sila ke-4 yang berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Sebab, dalam berorganisasi saat musyawarah mufakat selalu dihiasi dengan pertarungan.

"‎Musyawarah mufakat sekarang tarung, mau jadi Ketua NU saja tarung lempar-lemparan kursi, kiai yang dulu kita cium tangan tarung. Mau jadi ketua parpol tarung sampai partainya pecah, gubernur, bupati, presiden. Ini bukan Pancasila Indonesia," kata Zulkifli saat menerima kunjungan dari DPP Projo (relawan Jokowi) di ruang kerjanya, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/11/2015).

Zulkifli mengatakan, alasan Presiden Soekarno membentuk MPR ini adalah karena dia tidak ingin ada masyarakat Indonesia yang tertinggal dan tercerai berai.
‎"Makanya dulu ada MPR karena Bung Karno dulu bilang Indonesia jangan sampai jadi negara yang tertinggal," ujar dia.

‎Oleh karena itu, Zulkifli menuturkan, menjadi tugas MPR untuk mensosialisasikan 4 pilar ke seluruh elemen bangsa. Agar, keragaman Indonesia ini tetap terjaga. 4 pilar itu adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Seperti begini sosialisasi tapi kritis. Nanti kalau sosialisasi ke desa-desa ya beda dengan menekankan kerukunan. Tapi kalau sosialisasi ke bapak-bapak (DPP Projo) ya berbeda yakni dengan cara kritis," kata Zulkifli Hasan. (Nil/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya