Reaksi Istana Atas Tudingan Rekayasa Foto Jokowi-Suku Anak Dalam

Istana menegaskan kunjungan Jokowi ke Suku Anak Dalam murni untuk mendengar aspirasi mereka.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 02 Nov 2015, 21:14 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2015, 21:14 WIB
20151001- Pramono Anung-Jakarta
Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai melakukan pertemuan tertutup dengan Ketua DPR Setya Novanto di Gedung DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/10/2015).(Liputann6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Foto pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Suku Anak Dalam saat menggelar kunjungan ke Jambi ramai menjadi perbincangan di dunia maya. Salah satu foto tersebut dituding sebagai foto rekayasa alias setting-an.

Foto yang menjadi perbincangan itu adalah gambar dialog antara Jokowi dengan beberapa orang dari Suku Anak Dalam di di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Di gambar tersebut, terlihat Presiden tengah berbincang dengan warga Suku Anak Dalam tanpa mengenakan pakaian lengkap.

Pemerintah pun langsung bereaksi. Pihak Istana menganggap pemutarbalikan fakta atas foto itu merupakan upaya pembunuhan karakter yang dilakukan pihak-pihak yang berupaya menghambat kerja pemerintah.

"Karena apa pun, Presiden Jokowi secara sungguh-sungguh ingin mengangkat persoalan Suku Anak Dalam tanpa pretensi apa-apa. Dan kemudian dilakukan semacam character assassination kepada Presiden," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/11/2015).

Kendati dianggap sebagai pembunuhan karakter terhadap Presiden, Pramono mengaku tidak akan melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.

"Kami tak akan melaporkan kepada polisi. Tapi tentunya kami juga melihat mencatat bahwa yang seperti ini mudah-mudahan tidak akan terjadi di kemudian hari," ujar dia.

Politisi senior PDIP itu memastikan kunjungan Presiden ke wilayah yang ditinggali Suku Anak Dalam murni bukan pencitraan dan murni untuk mengetahui aspirasi mereka dan melihat kondisi di tengah kebakaran hutan dan lahan.

"Warning bahwa yang seperti itu tuh jangan dilakukan lah. Karena apa pun Presiden secara sungguh-sungguh ingin mengangkat persoalan Suku Anak Dalam tanpa pretensi apa-apa," pungkas pria yang akrab disapa Pram ini. (Ali/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya