Fitoplankton Diduga Sebabkan Kematian Ribuan Ikan di Ancol

Pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali itu diakibatkan banyaknya limbah yang masuk ke bibir pantai atau laut.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 02 Des 2015, 07:18 WIB
Diterbitkan 02 Des 2015, 07:18 WIB
20151130-Ikan Mati di Ancol-Jakarta-Gempur M Surya
Ribuan bangkai ikan dikumpulkan petugas untuk dikubur, Ancol, Jakarta (30/11/2015). Ribuan ikan yang mati dan terdampar di pantai ini diduga akibat tercemar limbah industri. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Utama Balitbang Kelautan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sri Murnihartati menduga ribuan ikan yang mati terdampar di bibir Pantai Ancol, Jakarta Utara, disebabkan ledakan perkembangbiakan fitoplankton.

Fitoplankton, jelas Sri, ialah sejenis tumbuhan laut yang bisa menutup permukaan laut sehingga menghambat ikan memperoleh oksigen. Pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali itu diakibatkan banyaknya limbah yang masuk ke bibir pantai atau laut.

"Diduga karena berkembang fitoplankton yang tumbuh dari nutrient yakni limbah rumah tangga dan industri. Fitoplankton ini jumlahnya sangat banyak sehingga menutup saluran pernapasan atau insang ikan di dalam laut. Mereka (ikan dan plankton) jadinya berebutan oksigen," kata Sri di Jakarta Utara, Selasa malam, 1 Desember 2015.

Ia menerangkan fitoplankton awalnya berada di dasar saluran air, kali, sungai bahkan pantai dalam kondisi mati suri. Namun, saat kandungan nutrisi yang berasal dari limbah tinggi distimulasi panas sinar matahari, perkembangbiakan fitoplankton semakin cepat karena terjadi proses fotosintesa.

 



Sri mengungkapkan, suhu udara pada Rabu, 25 November 2015, lalu mencapai 34 derajat. Suhu itu mengalami kenaikan pada Kamis, 26 November 2015, hingga 35 derajat. Kenaikan suhu dan peningkatan intensitas cahaya itu diperkirakan menjadi puncak ledakan perkembangbiakan fitoplankton. Namun, efeknya baru terlihat beberapa hari kemudian.

"Perkembangbiakan fitoplankton semakin pesat. Suhu Rabu lalu 34 derajat sampai Kamis suhu naik jadi 35 derajat. Nah, ini menandakan intensitas cahaya membuat mereka (fitoplankton) bisa berfotosintesa. Ini sepertinya kejadian peledakan Kamis lalu, hanya saja baru kemarin itu ini ikan terlihat mati," terang dia.

Sri berpesan agar masyarakat berhati-hati saat berada di sekitar Pantai Ancol karena air yang tercemar itu bisa menyebabkan gatal di kulit.

"Ini masih dugaan ya karena kita belum lihat hasil sampel nya. Kalau bisa pihak Ancol bagaimana caranya pengunjung nya diimbau jangan bermain di pantai dulu," tutup Sri.

Bibir Pantai Ancol mendadak dipenuhi ribuan bangkai ikan yang membuat udara di kawasan rekreasi tersebut menjadi bau amis. Ikan-ikan itu mati dan mulai terdampar pada Senin, 30 November 2015, lalu.

Kasubdit Penegakan Hukum (Gakkum) Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Metro Jaya Kompol Edi Guritno menuturkan, warga mengaku sebelum fenomena ini terjadi, sekitar 2 atau 3 hari lalu, air laut Pantai Ancol yang biasanya berwarna biru berubah jadi kecokelatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya