VIDEO: Pendiri Gafatar Bercita-cita Mendirikan Negara

Kapolri menyatakan Gafatar termasuk kategori aliran sesat dan mencita-citakan terbentuknya negara sendiri.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Jan 2016, 20:20 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2016, 20:20 WIB
VIDEO: Pendiri Gafatar Bercita-cita Buat Negara Sendiri
kapolri menyatakan gafatar termasuk kategori aliran sesat dan mencita-citakan terbentuknya negara sendiri hijrah ke kalimantan

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti di Komisi III DPR menyatakan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) berawal dari gerakan Al Qiyadah Al Islamiyah yang dipimpin Ahmad Musadeq.

Dari buku-buku yang ditemukan polisi, organisasi ini memiliki cita-cita membuat negara sendiri. Untuk mencapai hal itu terdapat sejumlah tahapan seperti hijrah ke Kalimantan dan perang terbuka dengan orang kafir.

"Pemerintahan yang terselubung. Ada gubernurnya, ada bupatinya, ada kabag-kabagnya yang ditemukan dari laptop mereka," kata Jenderal Polisi Badrodin Haiti, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (25/1/2016). 

"Kemudian sudah 2 akan mendirikan negara juga," imbuh Badrodin.

Sebelum kasus ini mencuat, ia dikenal cukup terbuka dengan masyarakat. Menurut Ramli tetangga Musadeq, pemimpin Gafatar ini sosok yang mudah bergaul.

"Suka macul, nanam pohon singkong, terus abis nanam pohon singkong, ngobrol sini sambil makan bakso."

Kini rumah seluas 2 ribu meter persegi di kawsan Beji, Depok, Jawa Barat itu tampak sepi dan tak banyak aktivitas di dalamnya. Hanya terlihat beberapa mobil dan 2 penjaga yang mengaku sebagai tukang kebun Musadeq.

Meski dinilai menyimpang, pengamat politik Azyumardi Azra meminta pemerintah dan Ormas Islam mengayomi dan memfasilitasi anggota eks Gafatar, agar bisa bergabung kembali dengan masyarakat. Menurutnya pengucilan hanya akan membuat mereka kembali ke ideologi Gafatar.

"Ormas-ormas Islam harus melakukan introspeksi, kenapa paham seperti ini bisa muncul. Saya kira ini terkait dengan dakwah mereka yang masih konvensional," ujar Azyumardi.

Ahmad Musadeq mengaku mendapat wahyu kerasulan saat bertapa di Gunung Bunder, Bogor selama 40 hari 40 malam. Ia pun ditangkap polisi dengan tuduhan menistakan agama dan dihukum 2 tahun 6 bulan penjara.

Al Qiyadah kemudian berubah menjadi komunitas Milah Abraham dan terakhir menjadi Gafatar. "Saya disuruh mengumumkan diri saya, sebagaimana dulu Muhammad diperintahkan untuk memikul tanggung jawab ini. Saudara, tugas saya berat, melawan dunia," kata Musadeq.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya