Jalan Lain untuk Ridwan Kamil

Ada alasan mengapa Ridwan Kamil memutuskan untuk tak maju dalam Pilkada DKI. Begitu pun dengan sikap Gerindra yang lebih memilih calon lain.

oleh Ahmad Romadoni Kukuh SaokaniPutu Merta Surya Putra diperbarui 29 Feb 2016, 18:35 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2016, 18:35 WIB
‘Cerobong Sumur Doa’ dari Ridwan Kamil untuk Aceh
Inilah salah satu karya dari Ridwan Kamil untuk mengenang musibah tsunami Aceh yang paling menyita perhatian banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang meragukan kemampuan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memimpin Jakarta. Termasuk Partai Gerindra yang pernah mengusungnya saat maju sebagai wali kota.

Meskipun secara tersirat, parpol berlambang burung garuda itu lebih memberi restu bagi Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno yang namanya juga masuk dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta.

Ini terlihat lantaran hanya Sandiaga Uno yang diminta langsung Ketua Umum Prabowo Subianto untuk ikut seleksi bakal cagub DKI Jakarta.

Namun bukan berarti Ridwan Kamil kalah saing dari Sandiaga Uno. Namun ketika akhirnya pria yang karib disapa Kang Emil itu menyatakan tak akan ikut andil dalam Pilkada DKI Jakarta, Gerindra baru buka suara. Ada alasan di balik sikap partai tersebut.

Alasannya, ada jalan lain yang dipersiapkan bagi pria berkacamata itu....

"Ridwan Kamil memang cocok untuk mempimpin Jakarta, tapi kita mempunyai rencana lain untuk dia," tutur Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Poyuono kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (29/2/2016).

"Ridwan Kamil tidak akan maju untuk Pilgub DKI karena dia disiapkan Gubernur Jawa Barat," ujar Arief.

Tak cuma itu jalan yang disiapkan Gerindra bagi Emil. Arief membeberkan sosok Ridwan Kamil juga akan disiapkan untuk mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden 2019.

"Nanti pun akan disiapkan untuk mendampingi Pak Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden pada pilpres mendatang."

Ridwan Kamil gemar mengundang gelak tawa publik dengan guyonannya [foto: Instagram/ridwankamil]

Tak Sekarang...

Kang Emil sendiri mengaku telah mendengar berbagai macam masukan, baik dari sejumlah tokoh maupun masyarakat. Hingga dia memutuskan untuk tak ikut serta dalam Pilkada DKI Jakarta.

Dia mengaku mendapat saran dari 5 tokoh besar di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Bahkan hingga Minggu, 28 Februari 2016, dia masih mendapat permintaan untuk melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh.

"Yang menarik di luar ekspektasi saya, saya dipanggil dan diberi masukan oleh Presiden Jokowi, dipanggil juga oleh Bapak Prabowo, dipanggil juga oleh Ketua MPR, Ketua DPR, termasuk Ketua DPD, bahkan 3 sampai 4 menteri menyampaikan," kata Emil di Balai Kota Bandung, Jabar.

"Saya menduga karena skala strategisnya Pilgub Jakarta ini sangat luar biasa."

Namun bukan berarti dia kecil hati. Ridwan sadar betul bahwa dia bisa menyaingi Ahok dalam Pilkada Jakarta. Sebab, elektabilitasnya sudah sangat tinggi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.

"Banyak laporan sebulan terakhir terutama masalah elektabilitas. Saya tidak melakukan pergerakan politik, saya pasif. Walaupun pasif, popularitas ada di 60-70 persen untuk seorang yang belum menyatakan ikut pilkada. Menurut saya, ya alhamdullilah," tutur Ridwan.

Dia melanjutkan, jika dihitung dengan matematika, bukan tak mungkin ia bisa mengalahkan Ahok. Sebab berdasarkan pengalamannya sebagai Wali Kota Bandung, dulu dia hanya bermodal 6 persen, sementara sang petahana mencapai 50 persen.

Ridwan menyatakan akan tetap maju sebagai cagub DKI Jakarta, tapi tidak untuk Pilkada 2017 ini. Saat ini dia ingin menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai Wali Kota Bandung.

"Saya maju ke Jakarta (sebagai cagub DKI), tetapi tidak sekarang," tutur Ridwan Kamil.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya