Liputan6.com, Jakarta - Beberapa ruas jalan tol lengang di hari kedua libur panjang kali ini. Saking leluasanya ruas jalan, beberapa pengendara super car memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Aksi kebut-kebutan beberapa unit mobil sport ini terpantau di ruas Tol Jagorawi arah Jakarta. Kondisi tersebut tentunya membahayakan pengguna jalan lain.
Direktur Operasional PT Jasa Marga, Christantio Prihambodo, sangat menyayangkan kondisi Tol Jagorawi yang lengang justru dimanfaatkan untuk aksi kebut-kebutan. Pihaknya pun akan segera berkoordinasi dengan petugas kepolisian yang berjaga di lapangan.
"Kami akan koordinasi dengan polisi. Di tol kan udah ada plot masing-masing, ada petugas PJR (Patroli Jalan Raya) masing-masing," ujar Christantio kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (6/5/2016).
Pihaknya, kata Christantio, akan menerapkan sejumlah langkah antisipasi agar kondisi jalanan yang lengang tidak disalahgunakan. Ia khawatir, insiden kecelakaan seperti yang pernah dialami Dul Ahmad Dhani beberapa tahun lalu di Tol Jagorawi terulang lagi.
Baca Juga
"Antisipasi, paling tidak ada penutupan gerbang. Terus kita akan beri arahan melalui spanduk-spanduk di gardu tol atau rest area. Kalau penindakan, itu kepolisian," tutur dia.
Christantio menjelaskan, Jasa Marga hanya bisa melakukan edukasi melalui spanduk-spanduk dan iklan layanan masyarakat agar menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas. Kendati, pihaknya juga menyediakan fasilitas untuk petugas kepolisian dalam menegakkan kedisiplinan berlalu lintas.
"Kalau penindakan di jalan tol seperti kecepatan atau overload muatan, itu kepolisian dan dinas perhubungan. Kita ada fasilitasnya, seperti timbangan dan speed gun," terang Christantio.
Dihubungi terpisah, Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto mengatakan, sejauh ini belum mendapatkan laporan dari masyarakat terkait aksi pengemudi yang membahayakan di jalanan. Meski jalanan relatif lengang, pihaknya tetap menerjunkan puluhan personel kepolisian untuk patroli di sepanjang jalan di Ibu Kota.
"Mobil (PJR) yang disiagakan ada 30 sedan dengan diawaki 60 anggota, ditambah perkuatan lain," ucap Budi.
Budi mengakui, kondisi jalanan yang relatif lengang rentan disalahgunakan untuk kebut-kebutan. Polisi pun menerapkan sejumlah langkah, yakni pre-emtiv (edukasi), preventif, dan penegakan hukum. Langkah-langkah itu ditujukan agar seluruh masyarakat selalu menjadi pelopor keselamatan dalam berkendara.
"Langkah preemtive dilakukan dengan sosialisai materi tentang keselamatan dan tata cara berlalu lintas yang benar, seperti tertib, wajar, penuh konsentrasi, mematuhi rambu perintah dan larangan, termasuk batas kecepatan," ucap Budi.
Langkah selanjutnya, kata Budi, yakni kegiatan preventif dengan melakukan penjagaan di titik-titik rawan pelanggaran, kemacetan, dan kecelakaan. Petugas patroli juga dibekali speed gun untuk menindak para pelanggar kecepatan laju kendaraan.
"Penegakan hukum dengan menggunakan speed gun. Penyidikan terhadap kecelakaan akan dikenai pasal terberat," jelas Budi.
Advertisement