Duka Wapres JK untuk Petinju Legendaris Muhammad Ali

Wapres Jusuf Kalla menyampaikan duka atas meninggalnya petinju Muhammad Ali

oleh Muhammad Ali diperbarui 04 Jun 2016, 15:42 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2016, 15:42 WIB
Ahmad Romadoni/Liputan6.com
Wakil Presiden Jusuf Kalla (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyampaikan duka cita atas meninggalnya Muhammad Ali. Petinju legendaris itu meninggal dalam usia 74 tahun.

"Innalillahi waina ilaihi rojiun,turut berduka atas wafatnya petinju legendaris @muhammadAli. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT,aamiin," tulis JK dalam @Pak_JK yang dikutip Liputan6.com. Jakarta, Sabtu (4/6/2016).

Muhammad Ali wafat setelah berjuang melawan sindrom parkinson. Parkinson adalah jenis penyakit degeneratif syaraf yang ditemukan pada 1817. Gejala yang paling sering dijumpai adalah adanya tremor atau getaran di tubuh saat sedang beristirahat.

Sejak pensiun pada 1981, pria bernama asli Cassius Marcellus Clay, Jr itu memang sudah bolak-balik menjalani perawatan di rumah sakit. Tak hanya parkinson, Ali juga didiagnosa menderita pneumonia.

Setelah menjalani perawatan, Ali akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (4/6/2016) waktu Indonesia di RS Phoenix, AS. Ia meninggal dunia tepat di usia 74 tahun. Kini orang-orang hanya bisa mengenang Ali dalam ingatan.

Sepanjang kariernya, Ali dikenal sebagai petinju yang sarat kontroversi. Pertama, ia mengubah namanya menjadi Muhammad Ali setelah memeluk Islam saat bergabung dengan Nation of Islam pada 1975. Saat itu, banyak yang memprotes dan mengecam keputusan Ali.

Bahkan, Ali pun sempat diskors Komisi Tinju Dunia selama tiga tahun. Pada 1967, tepat tiga tahun setelah memenangi gelar kelas berat, Ali menolak untuk mengikuti program wajib militer di AS dalam perang Vietnam. Saat itu ia berujar, "saya tak ada masalah dengan orang-orang Vietkong dan tidak ada satupun orang Vietkong yang memanggilku dengan sebutan Nigger (Negro)."

Soal percintaan, Ali pun dikenal sebagai pria yang gemar berselingkuh. Awalnya, ia menikah dengan Sonji Roi pada 14 Agustus 1964. Lalu, Ali memutuskan bercerai pada 10 Januari 1966. Ia kesal dengan sikap Roi yang tak mau berpakaian layaknya seorang Muslim.

Setelah itu, Ali kembali menjalin ikatan suci dengan Belinda Boyd pada 17 Agustus 1967. Meski menghasilkan tiga anak, Ali tetap tak bisa mengubah sikap buruknya soal perselingkuhan. Keduanya akhirnya bercerai setelah Ali berselingkuh dengan Veronica Porche Anderson.

Ali sempat menginjakkan kaki di Indonesia pada 1973. Ia sempat melakoni laga tanpa gelar 12 ronde melawan Rudi Lubbers. Kesan Ali saat itu adalah, "sebuah negara yang unik di mana penduduknya sangat bersahabat dan selalu tersenyum kepada siapa pun." Ali juga sempat bertemu dengan pejabat-pejabat Indonesia saat datang pada 23 Oktober 1996.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya