Wagub Djarot: Kebijakan Ganjil Genap Jangan Seperti 3 in 1

Djarot ingin kebijakan itu benar-benar dikaji dengan baik.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Jun 2016, 01:07 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2016, 01:07 WIB
20160618-Wagub Djarot Sidak Keliling Pasar Petak Sembilan-Jakarta
Wagub DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat ketika blusukan ke Pasar Petak Sembilan, Jakarta, Sabtu (18/6). Wagub Djarot Saiful melakukan serangkaian kegiatan, termasuk berbelanja dan cukur rambut. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta akan menguji coba kebijakan plat nomor ganjil genap. Kebijakan ini disiapkan untuk mengatur jumlah kendaraan sambil menunggu kesiapan Electronic Road Pricing (ERP).

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ingin kebijakan itu benar-benar dikaji dengan baik. Jangan sampai, kebijakan itu justru tak berdampak signifikan seperti 3 in 1.

"Ganjil genap akan kita kaji betul, apakah efektif atau tidak, jangan-jangan nanti sama seperti 3 in 1. Jadi upaya itu perlu kita lakukan," kata Djarot di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (18/6/2016).

Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta sebenarnya tak ada cara lain selain memaksa warga pindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta terus menambah armada moda transportasi umum dan membangun moda baru seperti LRT. Di samping penerapan berbagai kebijakan.

"Kalau enggak efektif (ganjil genap) ya kita cabut. Yang paling efektif sebetulnya ERP toh, jadi kita inginnya ERP sampai menyediakan transportasi publik yang bagus," lanjut dia.

Guna mencapai hal itu, pemprov terus meningkatkan pelayanan Transjakarta yang kini sudah berjalan baik. Penambahan rute di setiap koridor yang ada diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Belum lagi adanya MRT, LRT yang sedang dibangun ditambah Commuter Line yang sekarang juga jadi pilihan utama masyarakat. Bila seluruhnya berjalan baik, Djarot yakin kemacetan bisa teratasi.

"Ini kuncinya begitu transportasi publik sudah bagus, saya yakin mereka akan meninggalkan kendaraan pribadi sedangkan untuk jalan protokol mereka harus bayar, hanya orang yang kaya yang bisa masuk. Sekarang kita jaga betul jalur Transjakarta supaya steril, dan Alhamdulillah cukup berjalan efektif, tetap kita evaluasi," pungkas Djarot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya