VIDEO: Korban Vaksin Palsu Mengamuk di RS Harapan Bunda

Penjelasan managemen Rumah Sakit Harapan Bunda tak menghentikan protes keluarga pasien.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Jul 2016, 14:26 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 14:26 WIB
Managemen RS Harapan Bunda
Penjelasan managemen Rumah Sakit Harapan Bunda tak menghentikan protes keluarga pasien.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-pengumuman rumah sakit swasta yang mengedarkan vaksin palsu, sejumlah orangtua pasien mendatangi Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Bunda Jakarta. Beberapa orangtua bahkan mengamuk meminta pertanggungjawaban.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (15/7/2016), petugas Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Bunda Jakarta pun menjelaskan kepada orangtua pasien, bahwa vaksin yang diedarkan adalah pediasel yang disuntikkan kepada pasien dari Maret hingga Juni 2016.

"Bahwa vaksin palsu yang beredar di Rumah Sakit Harapan Bunda itu adalah vaksin, sampai saat ini kita ketahui adalah pediasel. Pediasel itu yang disuntikkan kepada pasien-pasien di rentang waktu kira-kira bulan Maret sampai awal Juni 2016," jelas pihak manajemen Rumah Sakit Harapan Bunda.

Penjelasan manajemen Rumah Sakit Harapan Bunda ini tak menghentikan protes keluarga pasien. Yasman, orangtua korban pasien vaksin palsu meluapkan emosinya di Rumah Sakit Harapan Bunda. 

"Anakku dan istriku hamil, diperiksa di sini (Rumah Sakit Harapan Bunda), ternyata rumah sakit ini sebagai salah satu rumah sakit pengedar vaksin palsu. Saya kecewa, saya minta pertanggungjawaban," ujar Yasman, orangtua pasien.

Sementara, puluhan orangtua juga mendatangi Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Bunda di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Mereka meminta pertanggungjawaban pihak rumah
sakit.

"Kayaknya sih pengaruh, kekebalan tubuhnya berkurang, sering sakit," kata Isti, orangtua pasien.

Hingga Jumat siang, puluhan orangtua yang pernah membawa anaknya vaksin terus berdatangan di Rumah Sakit Harapan Bunda Ciracas, Jakarta Timur. Warga semakin kecewa karena posko pengaduan yang dijanjikan hingga Jumat pagi belum ada.

Puluhan orangtua masih menunggu di rumah sakit, mereka tetap menagih pertanggungjawaban resmi rumah sakit terkait dampak pemberian vaksin palsu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya