Liputan6.com, Jakarta - Dua tahun sudah Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin negeri ini, setelah keluar sebagai pemenang Pemilu 2014 dengan dukungan dari para relawan.
Hari ini, Jokowi menghadiri silaturahmi nasional yang dihadiri ribuan relawannya di Wisma Serbaguna Senayan, Jakarta.
Sebanyak 30 kelompok relawan dengan nama dan identitas berbeda menyatu, hingga membanjiri Wisma Serbaguna Senayan.
Mereka histeris, berebut ingin bersalaman dan foto bareng, saat Jokowi tiba sekitar pukul 20.15 WIB. Jokowi tak langsung duduk, ia berkeliling ruangan dan menyapa para pendukungnya.
Usai menyambangi para pendukungnya ke bangku-bangku mereka, Jokowi pun memberikan sambutan. Mantan Wali Kota Solo itu mengawali sambutannya dengan guyonan.
"Saya ingat saat itu (kala jadi gubernur DKI), saya masih kurus, sekarang ini masih kurus. Kalau kelihatan gede, itu hanya bajunya yang saya gedein," ujar Jokowi, yang disambut gelak tawa para pendukungnya, Minggu (24/7/2016).
Jokowi berpesan kepada relawannya yang tersebar di seluruh daerah, agar turut mengawasi pembangunan infrastruktur yang tengah gencar ia lakukan.
Bahkan, Jokowi bakal langsung memecat pejabat yang kedapatan main curang, dalam proyek pembangunan infrastruktur di daerah.
"Tugas kita bersama untuk memberi informasi jika ada yang main-main. Bisikkan ke saya, pak sebelah kanan main-main pak, pak sebelah kiri tak bener pak, itu saya suka," pesan Presiden.
"Kalau bener ada yang main-main, akan saya gebuk saat itu juga," tegas Jokowi.
Baca Juga
Suami Iriana itu sangat berharap para relawan berani melaporkan kejanggalan yang mereka temui dalam pembangunan di daerah.
Menurut Jokowi, negera ini hanya punya waktu 15 tahun ke depan untuk bersaing dan memperbaiki mental bangsa. Jika tidak, bangsa ini bakal tertinggal dari negara lain.
"Masalahnya, di birokrasi kita di lapangan yang main-main. Momentum untuk kita ini cuma 15 tahun ke depan," dia mengingatkan.
Advertisement
Semangat Perubahan
Jokowi tak ingin budaya lelet, main curang, tak jujur, dan birokrasi bertele-tele itu tetap dipertahankan.
"Tanpa keberanian memangkas hal-hal seperti itu, jangan berharap kita bisa berkompetisi dengan negara lain," kata dia.
Jika para relawan dan masyarakat tak berubah, para pegawai pemerintah akan tertinggal. Begitu juga, jika pemahaman melayani masyarakat keliru dan tak berubah, negeri ini akan jalan di tempat dan tak mampu mengikuti perkembangan zaman.
"Kuncinya di kecepatan pemerintah melayani masyarakatnya. Kalau tradisi lama itu kita pertahankan, jangan harap kita mampu berkompetisi dengan negara lain," tegas Jokowi.
Menurut Jokowi cita-cita menjadi bangsa yang besar hanya mampu direbut dengan semangat perubahan. Jika tidak, bangsa ini akan tetap jadi bangsa tertinggal. Memang menyakitkan merubah mental bangsa yang kadung mengakar.
"Kalau transisi ini kita berhasil. Kita bisa tinggal landas, kalau tak berhasil kita tinggal di landasan. Negara lain terbang, kita tinggal di landasan," pungkas Jokowi.