Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas vulkanik atau erupsi Gunung Rinjani masih normal. Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara visual, hingga pukul 17.30 WIB tidak terlihat adanya kepulan asap di puncak kawah.
"Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Rinjani," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/8/2016). Â
Kendati demikian, Sutopo mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pendakian atau berkunjung ke radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Rinjani dengan puncak Barujari yang terletak di kaldera Rinjani.
Sutopo menjelaskan, erupsi Gunung Rinjani diduga akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 SR di kedalaman 18 km, yang kemudian diralat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjadi 5,7 SR dengan kedalaman 22 km berpusat di 63 km arah barat laut Kabupaten Dompu, NTB, pada pukul 06.40 WIB.
"Diduga telah menyebabkan Gunung Rinjani dengan puncak Barujari meletus pada pukul 11.50 Wita. Guncangan gempa bumi tersebut dirasakan masyarakat di Desa Sembalun di sekitar lereng Gunung Rinjani, dengan intensitas 3 MMI," kata dia.
"Adanya guncangan gempa menyebabkan tekanan dari dalam perut Gunung Rinjani, sehingga menimbulkan letusan," sambung Sutopo.
Sutopo mengatakan, berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Rinjani PVMBG, secara visual letusan tidak terdeteksi karena tertutup kabut.
Sedangkan berdasarkan pantauan satelit Himawari dari BMKG pada pukul 11.50 WIB, lanjut Sutopo, terdeteksi distribusi awan ke selatan. "Pada pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, abu vulkanik menyebar ke Tenggara-Barat Laut di Lombok bagian selatan."
Penutupan Bandara Lombok
Menurut Sutopo, akibat adanya sebaran abu vulkanik yang masuk hingga Bandara Internasional Lombok, menyebabkan otoritas bandara dan Kementerian Perhubungan menutup operasional bandara tersebut.
"(Penutupan) terhitung mulai Senin (1 Agustus 2016) pukul 16.55 Wita hingga Selasa (2 Agustus 2016) pukul 10.00 Wita," kata dia.
Penutupan Bandara Internasional Lombok, kata Sutopo, dilakukan dengan pertimbangan keselamatan penerbangan. Karena pilot tidak dapat secara visual mendeteksi VA setelah periode sunset.
"Pertimbangan lain, adanya material abu vulkanik (Gunung Rinjani) dapat mengganggu mesin pesawat terbang," pungkas Sutopo.
BNPB: Tidak Ada Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Rinjani
Sutopo mengatakan, berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Rinjani PVMBG, secara visual letusan tak terdeteksi karena tertutup kabut.
diperbarui 01 Agu 2016, 19:45 WIBDiterbitkan 01 Agu 2016, 19:45 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Mimpi Umroh: Makna Spiritual dan Petunjuk Kehidupan
Tips Roti Lembut Berhari-hari: Panduan Lengkap Membuat Roti Empuk Tahan Lama
Resorts World Cruises Tambah Armada dengan Star Scorpio, Berlabuh di Jakarta Maret 2025
Lokot Nasution Pastikan Gubernur dan Wali Kota Terpilih Pro-Pedagang
6 Hoaks Sepekan, dari Program Pemerintah sampai Politik
Miliarder Dermawan Ini Telah Sumbang Rp 310 Triliun untuk Entaskan Kemiskinan
Kecelakaan Bus dan Truk di Tol Pandaan-Malang, 4 Orang Dilaporkan Tewas
5 Petenis Indonesia Gagal Lewati Kualifikasi Men's World Tennis Championship 2024 Seri Kedua
Deddy Corbuzier Kritik Konflik Richard Lee dan Dr. Okky, Fitri Salhuteru Ikut Bersuara
3 Pendekatan Utama untuk Meningkatkan Cakupan Imunisasi Anak di Kabupaten Bogor
Ciri Alergi pada Anak: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Momen Harvey Moeis Gelengkan Kepala Disinggung Tak Bisa Bedakan Harta Halal dan Hasil Korupsi