Gubernur dan Wagub Papua Tak di Tempat, Menko Luhut Kecewa

Padahal, Luhut Pandjaitan bersama Menko Polhukam Wiranto sedang berkunjung ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.

oleh Katharina Janur diperbarui 12 Agu 2016, 06:28 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2016, 06:28 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jayapura - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kecewa dengan tidak adanya dua petinggi Provinsi Papua, Gubernur Lukas Enembe dan wakilnya, Klemen Tinal yang tak ada di tempat. Padahal, ia bersama Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Wiranto sedang berkunjung ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. 

Ungkapan kekecewaan Luhut Pandjaitan dilontarkan dalam tatap muka dengan tokoh agama, adat, dan masyarakat Papua yang digelar di Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua di Dok II Jayapura.

"Elok benar kedua pimpinan di provinsi ini, tak ada di tempat, bagaimana pembangunan mau jalan?" ucap Menko Luhut Pandjaitan di Jayapura, Kamis 12 Agustus 2016.

Luhut pun dengan nada kecewa menyebutkan bahwa dengan dua pimpinan yang tak ada di tempat ini, bagaimana mengelola dana yang cukup besar di Papua.

Di hadapan para undangan dan juga Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson dan Kepala Kejaksaan Agung Australia George Brandish, Luhut menyebutkan bahwa dana yang digelontorkan untuk Papua sekitar 10 miliar dolar dengan perbandingan jumlah penduduk sekitar tiga juta jiwa.

"Mungkin hanya daerah ini saja yang dikunjungi langsung oleh dua menko sekaligus. Saya dan Pak Wiranto berkomitmen agar Papua tak terbelakang," Menko Luhut menjelaskan.

Menko Polhukam Wiranto dan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan berkunjung ke Papua pada Kamis pagi, 12 Agustus 2016. Dalam kunjungannya itu, kedua menko ini meninjau daerah perbatasan dan bertemu dengan sejumlah tokoh di Papua.

Saat ini yang hanya dibutuhkan untuk membangun Papua adalah bagaimana membuka hati dan niat untuk dapat berubah dan maju bersama dengan wilayah lainnya.

"Gereja juga memiliki peranan di sini. Tokoh agama dapat mengingatkan dalam pengelolaan anggaran, agar lebih efisien, terbuka dan transparan dalam mengelola dana itu," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya