Liputan6.com, Medan - Polisi masih mendalami motif pelaku aksi bom bunuh diri di Gereja Katholik Stasisanto Yosep, Kota Medan, yang dilakukan Irfan Armadi Hasugian, hingga Minggu malam 28 Agustus 2016.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (29/8/2016), meski pelaku masih remaja belasan tahun, Polresta Medan dibantu Polda Sumut dan Tim Bareskrim Polri terus melakukan pemeriksaan secara maraton.
Baca Juga
Selain memeriksa pelaku yang baru lulus SMA, polisi sudah memeriksa lima jemaat dan empat anggota keluarga pelaku.
Advertisement
Dari hasil pemeriksaan sementara, aksi Irfan gagal meledakkan bom di dalam Gereja Katholik Stasisanto Yosep, Kota Medan, terinspirasi oleh aksi teror di Prancis, yang diketahui lewat internet.
Aksi teror yang dilakukan Irfan pada Minggu pagi 28 Agustus, tergolong nekat. Selain hendak meledakkan bom dengan daya ledak rendah namun gagal, Irfan juga sempat menyerang Pastor Albert S Pandingan dengan senjata tajam. Namun aksi Irfan digagalkan jemaat gereja, sehingga Pastor Albert hanya mengalami luka lecet.
Selain itu, polisi tengah mengejar dua orang yang diduga rekan Irfan yang ikut merakit bom. Keduanya langsung kabur setelah aksi Irfan gagal dan kini masih dalam pengejaran polisi.