Eks Komisi Kejaksaan Minta Dugaan Suap Kajati Jatim Diusut

Komjak diminta segera turun tangan dan bertindak, terutama untuk mengusut tuntas dugaan aliran suap ke Maruli terkait perkara bansos Sumut.

oleh Oscar Ferri diperbarui 31 Okt 2016, 20:28 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 20:28 WIB
Ilustrasi Kasus Suap
Ilustrasi Kasus Suap (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan anggota Komisi Kejaksaan (Komjak) Kamilov Sagala mempertanyakan integritas Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur Maruli Hutagalung. Menurut Kamilov, Maruli sebelum menjabat Kajati Jatim kerap menyisakan segudang persoalan.

Kamilov mengatakan, yang jadi sorotan saat Maruli masih menjabat Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung. Misalnya, soal dugaan suap ke Maruli ketika menangani perkara dugaan korupsi dana bantuan sosial Sumatera Utara. Maruli diduga menerima Rp 500 juta dari mantan Gubernur Sumatera Utara‎, Gatot Pujo Nugroho melalui pengacara OC Kaligis.

"Maruli di Jawa Timur seperti panglima paling hebat penegakan hukumnya. Padahal waktu di Sumatera Utara dia banyak tinggalkan kasus. Salah satunya bansos," ujar Kamilov di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Untuk itu, dia meminta Komjak segera turun tangan dan bertindak. Terutama untuk mengusut tuntas dugaan aliran suap ke Maruli terkait perkara bansos Sumut.

"Saya minta rekan-rekan di Komisi Kejaksaan harus bangkit. Kalau hanya mau nonton saja, tidak usah jadi Komisi Kejaksaan," ujar dia.

Kamilov bahkan melihat kiprah Maruli tak terlepas dari Jaksa Agung, M Prasetyo. Dalam pandangannya, Kamilov melihat selama ini justru langkah penegakan hukum oleh Kejaksaan Agung sarat dengan nuansa politik.

"Saya dari awal sudah katakan, Pak Jaksa Agung harus diganti. Dia orang politik, bukan orang penegak hukum. Dia politikus, dia ada hitung-hitungan politik, bukan hukum," ujar Kamilov.

‎Karena itu, Kamilov tak heran ketika mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyandang status tersangka dan ditahan langsung melontarkan pengakuan merasa diincar penguasa.

Kamilov menduga, pernyataan Dahlan itu menyasar ke partai politik bagian dari penguasa yang kebetulan punya kader di kabinet.

"Jadi kalau Dahlan Iskan mengatakan (diincar) penguasa, itu penguasanya siapa, saya telusuri itu politik," kata dia.

Terpisah, Komisioner Komjak, Barita Simanjuntak mengatakan, pihaknya terus memonitoring kerja Kejaksaan Tinggi Jawa Timur terkait penanganan kasus Dahlan Iskan. "Kami monitoring terus agar semuanya dijalankan sesuai prosedur," ujar Barita.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya