Ratusan Orang Jadi Korban Kerusuhan Demo 4 November

Delapan personel gabungan yang masih dirawat intensif di RSPAD akibat luka yang dialami saat demo di Istana.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 05 Nov 2016, 19:10 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2016, 19:10 WIB
20161104- Pendemo Bakar Mobil di Kawasan Monas -Jakarta- Angga Yuniar
Api melahap mobil pengangkut petugas saat Aksi Damai 4 November berujung ricuh di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (4/11). Kericuhan semakin meluas saat Polisi melemparkan gas air mata ke arah pendemo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Demo 4 November yang semula berlangsung damai barakhir ricuh. Akibatnya, ratusan orang menjadi korban dalam insiden ini. Sebanyak 87 korban terluka di antaranya adalah personel gabungan TNI/Polri.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan ada delapan personel gabungan yang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) akibat luka yang dialami.

"Anggota yang terluka ada delapan. Ada dua anggota kita (Polri), TNI ada lima, dan satu Damkar," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Sementara, 79 anggota lainnya yang menjadi korban telah diperbolehkan pulang karena hanya mengalami luka ringan. Kendati, mereka tetap mengikuti rawat jalan.

Boy menuturkan, delapan petugas yang masih dirawat mengalami luka cukup berat akibat serangan yang dilakukan segelintir massa menggunakan batu, bambu, dan botol. Bahkan, seorang anggota Polri mengalami luka cukup parah di bagian wajah kanannya.

"Ini contoh bagaimana dahsyatnya serangan massa yang anarkistis ya. Petugas ada yang bagian wajah kanannya hancur," papar Boy.

Kendati begitu, mantan Kapolda Banten itu juga mengatakan tak sedikit pula massa demonstran yang menjadi korban kericuhan. Ada 160 orang yang dilarikan ke RS Budi Kemuliaan akibat terkena gas air mata.

Bahkan tak sedikit korban itu merupakan tokoh masyarakat yang berusaha menenangkan massa demonstran yang mulai anarkistis.

"Kami terima kasih kepada alim ulama. Ini menunjukkan bahwa ada kelompok yang ingin damai, tapi ternyata ada kelompok juga yang ingin ricuh," pungkas Boy Rafli.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya