Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan sangat menyesalkan tindakan tidak beradab terkait hujatan di media sosial terhadap tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Mustofa Bisri atau dikenal Gus Mus. Untuk itu, PDI Perjuangan mengajak semua pihak untuk menggunakan media sosial dengan penuh tanggung jawab.
"Bagi PDI Perjuangan, Gus Mus menjadi sosok pemimpin kultural keagamaan yang mampu menciptakan keteduhan. Senyum Beliau sungguh menyejukkan dengan tatapan mata penuh kelembutan yang mampu meredamkan gejolak amarah sekali pun," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Jumat (25/11/2016).
Baca Juga
"Hujatan kepada Beliau sebagaimana dilakukan oleh saudara Pandu Wijaya, yang notabene adalah karyawan BUMN tersebut, sangatlah tidak bisa diterima," sambung dia.
Advertisement
Hasto berujar, medsos seharusnya menjadi sarana yang positif bagi masyarakat Indonesia. Sebab dengan adanya medsos, sarana untuk menyampaikan komunikasi menjadi lebih mudah.
"Medsos harus menjadi instrumen membangun peradaban yang saling menghormati, mewartakan kebenaran, dan menyuarakan suara rakyat dengan sejujur-jujurnya. Jangan gunakan medsos untuk alat penghujat," ujar Hasto.
Hasto menegaskan, PDI Perjuangan sangat menghormati kiai karismatik, seperti sosok Gus Mus yang juga ulama sesepuh Nahdlatul Ulama (NU).
"Seluruh gerak keagamaan dan kebudayaan Gus Mus menjadi oase kehidupan yang menentramkan di tengah berbagai bentuk cacian dan hujatan yang kini kian marak," ucap Hasto.
Tak luput Hasto menyampaikan, PDI Perjuangan mengajak semua pihak untuk mengembalikan watak kultural bangsa Indonesia yang rukun, harmoni, dan penuh tenggang rasa.
"Seluruh anggota dan kader PDI Perjuangan diminta untuk mengedepankan dialog, dan menciptakan suasana kesejukan, dengan berguru pada keteladanan sosok pemimpin yang bersahaja seperti Gus Mus," tandas Hasto.