Kaleidoskop 2016: Menyulap Wajah Kalijodo

Daeng Azis mengultimatum Ahok. Sang jawara mengancam Ahok agar tak lagi mengusik ketenangan warga Kalijodo.

oleh Ahmad Romadoni Nafiysul QodarMuslim AR diperbarui 23 Des 2016, 07:07 WIB
Diterbitkan 23 Des 2016, 07:07 WIB
20160220-Razia-Kalijodo-Jakarta-FF
Ribuan aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI, Satpol PP saat melakukan operasi Pekat di Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (20/2). Dalam operasi Pekat, Tito Karnavian mengatakan dia tidak ingin ada korban sama sekali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Jarum jam menunjukkan pukul 04.10 WIB, ketika sebuah mobil Fortuner tiba-tiba menabrak sepeda motor di kilometer 15, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Kecelakaan yang terjadi pada Senin 8 Februari 2016 itu pun membuat empat orang tewas dan tiga lainnya terluka. 

Usut punya usut, sopir Fortuner yang bernama Riki Agung Prasetyo ternyata baru saja bersenang-senang di lokasi hiburan malam, Kalijodo. Di tempat hiburan malam itu, Riki bersama teman-temannya menenggak minuman keras.

"Semua minum bir, buka 10 botol buat bersembilan," ucap Rizka, seorang pemandu lagu di salah satu kafe di Kalijodo.

Di bawah pengaruh minuman keras, Riki megendarai Fortunernya dan akhirnya menabrak sebuah motor yang dikendarai sepasang suami istri, yang menyebabkan keduanya tewas. Dua korban tewas lainnya yakni teman Riki yang menumpang Fortuner.

Kecelakaan maut ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok geram. Dia berjanji akan menggusur kawasan Kalijodo yang terletak di Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Meski beroperasi, PSK asal Kalijodo dilarang pindah praktik ke Gang Sadar.

Kalijodo merupakan kawasan prostitusi tertua di Jakarta. Keberadaannya bahkan sudah melegenda. Saking terkenalnya, cerita Kalijodo pernah diangkat dalam sebuah novel berjudul Ca Bau Kan, yang kemudian difilmkan pada 2002.

Tidak seperti kawasan prostitusi lainnya di Ibu Kota, Kalijodo bisa bertahan lama karena bekingan premannya dikenal sangat kuat, sehingga pemimpin DKI Jakarta sebelumnya tak pernah berhasil membersihkan Kalijodo.

Namun hal ini tak membuat Ahok gentar. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengklaim telah mendapat dukungan dari sejumlah ‎pihak, termasuk Kapolda Metro Jaya saat itu Irjen Tito Karnavian dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana untuk membersihkan kawasan Kalijodo.

"Yang pasti Kapolda, Pangdam sudah siap mendukung. Kita tinggal kirim peringatan 1, 2, dan 3," tandas Ahok.

Koboi Kalijodo dan Ahmad Dhani

Tokoh Kalijodo Daeng Azis saat mendatangi Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (15/2). Daeng ke Komnas HAM bermaksud mengadukan rencana relokasi red light district Kalijodo oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Apa yang diucapkan Ahok bukan isapan jempol semata. Setelah mengirim Surat Peringatan 1, 2 dan 3, Pemprov DKI dibantu pasukan dari Polda Metro Jaya bersiap membongkar kawasan Kalijodo.

Ahok mengatakan, Kalijodo harus sudah tertib saat Jakarta menjadi tuan rumah Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 6-7 Maret 2016. Sebagai gantinya, Pemprov DKI akan memindahkan warga yang ber-KTP DKI ke rusunawa.

Meski rencana Ahok sudah matang, tak berarti penggusuran Kalijodo berlangsung mulus. Belum juga diratakan, sudah muncul penolakan terutama dari mereka yang menjadikan Kalijodo sebagai ladang mengais rupiah. Salah satu pentolan Kalijodo, Abdul Azis atau Daeng Azis, bahkan terang-terangan menolak penggusuran kawasan yang dulu bernama Kali Angke itu.

Daeng Azis bahkan mengultimatum Ahok. Dia mengancam Ahok agar tak lagi mengusik ketenangan warga Kalijodo. Dia bahkan menyatakan Ahok sebagai musuh bersama dan mengajak para korban penggusuran Ahok untuk menuntut keadilan.

"Pada prinsipnya, jangan saya dipaksakan untuk melawan," kecam Daeng yang disambut teriakan "lawan, tolak penggusuran," oleh warga Kalijodo.

Pada Senin 15 Februari 2016, musikus pentolah grup Dewa 19, Ahmad Dhani, menyambangi lokalisasi Kalijodo dikawal Banser Nahdlatul Ulama (NU). Pada kesempatan ini, Dhani menantang Ahok datang ke Kalijodo agar citranya sebagai calon gubernur periode kedua naik.

Operasi Pekat Dinihari

Petugas TNI AD saat melakukan operasi Pekat di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (20/2). Operasi ini bukanlah dalam rangka penggusuran yang direncanakan oleh Pemprov DKI Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski ada warga yang melawan, Gubernur Ahok mulai menertibkan kawasan Kalijodo. Sabtu dinihari 20 Februari 2016, tak lama setelah azan subuh berkumandang, warga Kalijodo terbangun oleh hiruk pikuk pria berseragam yang menyisir 66 kafe di Kalijodo.

Dalam penyisirannya, pasukan berseragam itu menemukan gudang miras, anak panah beracun dan senjata tajam lain, foto-foto perempuan, ratusan kondom, hingga poster porno di kawasan prostitusi yang sudah dikenal sejak 1930-an itu.

Barang-barang itu kemudian diamankan oleh ribuan aparat gabungan yang menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat).

"Ada sekitar 10 ribuan bir yang kita temukan di sini (Kafe Intan), 400 anak panah yang kami duga beracun," ujar Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin di lokasi.

Ada pun jumlah senjata tajam yang berhasil disita yakni 2 palu, 8 linggis, 3 tang, 9 obeng, 1 senapan angin, 436 anak panah, 2 celurit, 9 golok, 1 sangkur, 1 gunting, 1 pahat, 1 kater, 1 tombak, 8 ketapel, 22 karet ketapel.

Polda Metro Jaya juga memburu para preman di Kalijodo. Kapolda Metro Jaya saat itu Inspektur Jendral Tito Karnavian menginstruksikan kepada jajarannya, meringkus preman yang mereka temukan di kawasan perjudian dan prostitusi itu.

Selain menangkap preman, aparat juga mengetes urine setiap orang yang dianggap mencurigakan, baik itu pengunjung maupun pengelola kafe.

"Petugas akan menyisir setiap kamar dan kafe yang ada di sini, petugas juga tidak akan segan menangkap preman-preman yang melawan," ujar Tito di lokasi.

Meratakan Kalijodo

Sejumlah pekerja membongkar bangunan salah satu cafe di Kalijodo, Jakarta, Selasa (23/2). Eksekusi permukiman dan kafe di Kalijodo oleh Pemprov DKI Jakarta akan dilakukan 29 Februari mendatang. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Tepat pada akhir Februari 2016, bangunan di Kalijodo akhirnya dibongkar. Delapan bulldozer dan 25 unit truk besar dan kecil dikerahkan untuk membongkar dan mengangkut reruntuhan bangunan di Kalijodo. Pasukan gabungan dari Polisi, TNI, dan Satpol PP bersiaga selama pembongkaran.

Dalam waktu delapan jam, 378 bangunan di Kalijodo akhirnya rata dengan tanah. Kini, riwayat Kalijodo sebagai lokalisasi tertua di Jakarta pun tinggal kenangan, terkubur bersama reruntuhan kafe dan bangunan di Kalijodo.

Gubernur Ahok menyaksikan pembongkaran Kalijodo melalui televisi. Dia mengatakan, akan menyulap Kalijodo menjadi sebuah taman dan ruang terbuka hijau, di mana di dalamnya ada jogging track dan lapangan futsal. Ahok menargetkan pembagunan selesai dalam 5 bulan.

Wajah Baru Kalijodo

Suasana skate park yang masih dalam tahap pembangunan di kawasan Kalijodo, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (6/12). Pembangunan skate park ini dianggap dan diharapkan sebagai tempat bermain skateboard dengan kualitas terbaik. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Tak sampai 10 bulan, wajah Kalijodo kini telah berubah. Saat Liputan6.com menyambangi bekas lokasi bisnis esek-esek itu pada Senin 5 Desember 2016, Kalijodo kini telah berubah menjadi taman rekreasi.

Di kawasan seluas sekitar 1 hektare lebih itu dibangun beragam fasilitas. Ada jalur lari, lapangan futsal, taman-taman yang ditanami berbagai jenis pohon, dan rumput yang lembut. Terlihat juga jalur permainan papan luncur (skate board) yang tengah diselesaikan pembangunannya oleh para pekerja bangunan.

"Kalau cuaca mendukung, sudah selesai sejak sebulan lalu," ujar seorang mandor yang tak mau menyebutkan namanya.

"Untuk bangunan secara kasar udah selesai, kami cuma ditugasi buat finishing," kata kuli lainnya.

Ke Mana PSK Kalijodo dan Daeng Azis?

Pembebasan kawasan Kalijodo telah memerdekakan pekerja seks komersial (PSK). Mereka kini berhak menentukan nasibnya sendiri tanpa ada intervensi para muncikari.

Berbagai jalan telah diambil oleh mereka untuk melanjutkan kehidupannya masing-masing. Ada yang kembali ke kampung halaman, ada juga yang tetap bertahan di Ibu Kota guna mencari peruntungan atau melanjutkan pekerjaannya sebagai PSK.

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). (Telegraph)

Mereka yang masih berprofesi sebagai PSK mengaku lega setelah keluar dari kawasan Kalijodo. Sebab, tak lagi banyak potongan yang diberlakukan oleh muncikari. Terlebih sewa kamar telah ditanggung pelanggan.

"Udah 50:50, kalau dulu cuman dapat Rp 25.000 dari Rp 150 ribu. Ada senangnya, ada sedihnya juga," ucap R, PSK berusia 25 tahun yang pernah beroperasi di Kalijodo.

Ada pun Daeng Azis kini masih mendekam di penjara. Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan jawara Kalijodo itu hukuman 10 bulan penjara dan denda Rp 100 juta, pada Kamis 30 Juni 2016, karena terbukti mencuri listrik untuk kafenya di Kalijodo.

Sedangkan warga di Kalijodo, sebagian pindah ke rusunawa, sebagian lagi pindah ke tempat lain. Tak sedikit juga penduduk pendatang di Kalijodo kembali ke kampung halamannya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya