Liputan6.com, Pidie Jaya - Puluhan gempa susulan terus terjadi di Pidie Jaya, Aceh. Jumlah korban terus bertambah, sementara fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya tak sanggup menampung.
Gedung-gedung yang ada di rumah sakit itu ikut runtuh sebagian. Sebagian lain retak dan membuat pasien khawatir untuk berada dalam ruangan.
"Tadi malam kami sudah masuk ruangan, tapi tengah malam gempa lagi, tabung oksigen saya jatuh, langit-langit kamar retak," ujar Mahmud (50) warga Peulakan Tambo yang dirawat di lorong-lorong RSUD Pidie Jaya pada Liputan6.com di lokasi, Kamis (8/12/2016).
Baca Juga
Mahmud tidur dan beristirahat di ranjang yang berada di lorong-lorong rumah sakit. Di sebelah Mahmud, reruntuhan gedung berserakan. Bahkan, ruangan UGD RSUD Pidie Jaya terpaksa dipindahkan ke lobi bagian depan. Sebab, gedung RSUD tersebut hampir roboh.
Advertisement
Dari pantuan Liputan6.com dan data yang dimiliki rumah sakit. Setidaknya ada 200-an korban yang di rawat di RSUD Pidie Jaya. Data tersebut tak terkonfirmasi dengan baik, pasalnya listrik sudah mati sejak kemarin.
"Data itu berserak-serak, payah membedakan mana yang lama, mana yang korban gempa, karena semua dirawat di luar," ujar seorang perawat sembari memperlihatkan data korban gempa yang berjumlah 121 orang.
Menurut perawat itu, angka 121 bukanlah angka pasti. Terlebih tenaga yang sangat terbatas yakni hanya 6 orang perawat dan satu orang dokter membuat mereka kewalahan.
"Ada bantuan dari petugas kesehatan lain, jadi datanya mungkin bertambah terus," lanjut perawat itu.
Keadaan RSUD Pidei Jaya sendiri sangat mengkhawatirkan. Gedung-gedung RSUD retak dan bahkan dua gedung ambruk. Para pasien yang baru datang dirawat di lobi dan harus menunggu cukup lama, karena petugas kesehatan yang terbatas.
"Kami sudah usahakan yang terbaik, tapi memang tenaga yang terbatas," ucap perawat itu.
Korban gempa terus berdatangan, dari catatan tulis tangan milik petugas UGD RSUD Pidie Jaya para korban banyak yang menderita patah tulang, lecet, trauma, dan demam.